Apa Arti Isra Miraj? Perjalanan Penting Rasulullah dalam Dakwah Islam
Simak arti dari Isra Miraj. Peristiwa penting umat Islam yang diperingati setiap tanggal 27 bulan Rajab.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Isra Miraj merupakan satu peristiwa penting yang diperingati oleh umat Islam.
Umat Islam biasanya memperingati Isra Miraj setiap tanggal 27 bulan Rajab.
Tahun ini, peringatan Isra Miraj jatuh pada Kamis (8/2/2024).
Adanya peristiwa Isra Miraj diperingati untuk mengingat sebuah momentum bersejarah dalam perjuangan dakwah Islam di Makkah.
Lantas, apa arti Isra Miraj?
Berikut penjelasan mengenai arti Isra Miraj berdasarkan kata maupun peristiwa yang melatarbelakanginya.
Arti Isra Miraj
Dikutip dari laman Kemenag, kata Isra memiliki arti perjalanan di waktu malam.
Sementara kata Miraj mengandung arti tangga.
Para ulama mendefinisikan Isra sebagai peristiwa perjalanan Rasulullah saw di waktu malam dari Masjid al-Haram (Makkah) sampai ke Masjid al-Aqsha (Yerusalem Palestina).
Sementara Miraj yakni naiknya Rasulullah saw dari Masjid al-Aqsha ke Sidrat al-Muntaha melewati tujuh lapis langit.
Baca juga: Amalan yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Isra Miraj, Lengkap dengan Sejarahnya
Dalam Isra Miraj ini, Rasulullah Saw didampingi oleh Malaikat Jibril yang mengantarnya sampai ke depan pintu Sidratul Muntaha.
Peristiwa Isra Miraj tersebut telah dijelaskan dalam QS al-Isra`/17:1, dan mi`raj di QS al-Najm/53:13-18.
Sebagai informasi jarak antara Makkah-Palestina yaitu 1.224,45 km, sehingga jika bolak-balik menjadi 2.448,90 km.
Pada saat itu, orang-orang Arab menempuhnya dengan mengendarai kuda, serta memerlukan waktu selama dua bulan.
Namun Rasullulah Saw menyatakan bahwa perjalanan dari Makkah ke Palestina hanya ditempuh kurang dari satu malam.
Pasalnya pada saat itu, Rasulullah Saw menggunakan kendaraan Buraq, yaitu sebuah kendaraan “superkilat” berbentuk hewan (dâbbah) berwarna putih, bertubuh panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal.
Pernyataan tersebut lantas membuat masyarakat Makkah gempar.
Mereka menganggap Rasulullah saw sudah mengalami gangguan jiwa dan berhalusinasi.
Selain itu, ucapan tersebut juga berdampak pada keimanan sebagian kaum muslimin, yang mengakibatkan kembali kepada kekufuran atau murtad.
Dari peristiwa tersebut, muncullah Abu Bakar yang menyatakan bahwa apabila Rasulullah saw menyampaikan peristiwa yang lebih dari isra` sekalipun, ia tetap beriman dan meyakini kebenarannya.
Sejak saat itu Abu Bakar diberi gelar “al-Shiddiq”, yakni orang yang membenarkan perkataan Rasulullah saw.
Perjuangan Dakwah sebelum Isra Miraj Nabi Muhammad Saw
Dikutip dari uinjkt.ac.id, pada 10 Hijriah (619 M), dakwah Islam yang didengungkan oleh Nabi Muhammad SAW mengalami masa-masa yang paling sulit dan pahit.
Pasalnya, pada masa itu, paman Nabi Saw, Abu Thalib, yang selalu menjamin keselamatannya dalam berdakwah, dipanggil oleh Allah Swt
Tak hanya itu, dua bulan kemudian, istri tercinta Nabi SAW, Khadijah R A yang selalu mendampingi Nabi dalam berdakwah dan memotivasinya ketika mengalami gangguan dan ancaman, dipanggil pula oleh Allah Swt.
Sejak saat itu, dakwah Nabi SAW di Makkah mengalami kebuntuan.
Nabi pun berdakwah ke negeri Thaif, yaitu kepada Bani Tsaqif yang merupakan kabilah terhormat di Jazirah Arab, tetapi mereka menolak ajaran Islam dengan cara yang sangat kasar.
Beberapa orang di sana bahkan melempari Nabi Saw dengan batu kerikil dan kotoran binatang, hingga dua kaki Nabi berlumuran darah.
Nabi Muhammad Saw sangat sedih atas penolakan mereka terhadap dakwahnya.
Di tengah perjalanan pulang ke Makkah, di bawah pohon kurma, sang Nabi berdoa dengan hati yang amat pilu.
Ketika akan memasuki kota Makkah, Nabi Saw merasakan tekanan yang sangat kuat dari kaum kafir Quraisy.
Nabi Saw beberapa kali meminta perlindungan keselamatan kepada kabilah-kabilah yang berhubungan baik dengan Bani Hasyim, tetapi tidak ada satu pun yang mau melindunginya.
Hingga akhirnya, Nabi SAW memperoleh jaminan keselamatan dari lelaki musyrik bernama Muth’im bin ‘Adi yang merupakan kepala kabilah Bani Naufal.
Setelah melewati banyak rintangan dan tantangan dakwah di Makkah ini, Allah Swt kemudian memuliakan beliau dengan perjalanan Isra Miraj yang terjadi pada tahun ke 12 Kenabian.
Poin Penting Peristiwa Isra Miraj
1. Perjalanan Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang dilanjutkan sampai ke langit ketujuh hingga Sidratul Muntaha adalah mukjizat hissiyyah atau material (fisikal) yang dapat diterima oleh akal.
2. Mengimani peristiwa Isra dan MirajNabi Muhammad SAW merupakan bagian integral akidah Islam yang harus diperkuat.
3. Peristiwa Isra Miraj adalah anugerah Allah Swt untuk Nabi Muhammad Saw
4. Perjalanan Isra Miraj menunjukkan pemuliaan dan pengagungan Nabi Muhammad Saw, para nabi dan rasul, serta umat Islam yang menerima risalah shalat lima waktu.
5. Perjalanan Isra ke Masjid Al-Aqsha memberi pesan kepada Bani Israil, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang juga memimpin mereka.
Perjalanan miraj ke langit juga menegaskan kedudukan beliau sebagai pembawa risalah terakhir yang akan meninggikan agama Allah dan memuliakannya.
6. Sebelum miraj ke langit, Rasulullah SAW mengimami shalat semua nabi dan rasul.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka hanya akan mengikuti dan mematuhi risalah Nabi Saw.
7. Peristiwa Isra dan Miraj menegaskan tentang keagungan shalat wajib lima waktu yang merupakan rukun Islam.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)