Mitigasi Dampak El Nino, FAO dan Kementan Akan Bangun Sistem Peringatan Dini
Jika dampak El Nino tidak segera diantisipasi, ketahanan pangan di Indonesia akan terdampak cukup signifikan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Febri Prasetyo
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO) akan membuat early warning system atau sistem peringatan dini bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai langkah memitigasi dampak El Nino.
Hal ini diungkapkan oleh Assistant FAO Representative for Programme of FAO Indonesia Ageng Setiawan Herianto
"Tentu kalau tidak diantisipasi dengan baik, tentu menjadi masalah besar nanti. Kita bersama dengan Kementan membangun early warning system," ungkapnya dalam konferensi tahunan International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS), di Yogyakarta, Jumat, (24/2/2024).
Menurut Ageng, jika dampak El Nino tidak segera diantisipasi, ketahanan pangan di Indonesia akan terdampak cukup signifikan.
"Kalau tidak ditangani dengan baik, akan terjadi dampak yang cukup signifikan," katanya.
Karena itu, FAO juga ingin mendorong digital agriculture.
Lewat digital dan teknologi, ancaman terhadap ketahanan pangan dapat diprediksi sehingga pemerintah bisa merancang langkah apa yang akan diambil.
"Early warning system itu ini berdasarkan digital atau teknologi. Kan kita punya series data. Maka series data dibuat modeling maka akan ketahuan, kita akan menderita apa," paparnya.
"Apa akibatnya, berapa persen penurunan. Kemungkinan itu bisa diprediksi. Itu yang kita berharap di segera dibentuk di situ," tambahnya.
Masih dalam acara yang sama, Head of Communications, Public Affairs, Science & Sustainability, Bayer Indonesia, Laksmi Prasvita, mengatakan beberapa teknologi yang dapat membantu ketahanan pangan dari sisi pertanian.
Baca juga: Pemerintah Blak-blakan El Nino Pengaruhi Kondisi Pasokan Kelistrikan: Kami Akui Kurang Antisipasi
Beberapa teknologi yang dikembangkan misalnya dari segi produktivitas dan efisiensi, antara lain memproduksi benih bioteknologi, produk perlindungan tanaman, dan penggunaan digital farming.
Bayer memfasilitasi drone untuk membantu petani menyemprotkan pestisida secara efisien.
Untuk menyederhanakan pekerjaan petani, drone penyemprot pestisida ini mengurangi waktu penyemprotan 1 hektare lahan dari 4-8 jam menjadi hanya 15-20 menit.
"Dengan berbagai inisiatif kolaboratif dan melalui pengembangan teknologi di sektor pertanian, Bayer bertekad untuk memberi dampak positif pada peningkatan kesejahteraan para petani kecil dan keluarganya," kata Laksmi.
(Tribunnews)