Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hasil Survei Terbaru LSI: Mayoritas Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi di Indonesia Buruk

Tren yang menilai ekonomi Indonesia buruk ini, kata Jayadi, telah terjadi sejak Januari 2024. Sementara, dari segi penegakan hukum, masyarakat y

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Hasil Survei Terbaru LSI: Mayoritas Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi di Indonesia Buruk
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Warga antre untuk membeli beras medium pada Operasi Pasar Beras Medium SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di Taman Film, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (19/2/2024). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung dan Bulog menggelar Operasi Pasar Beras Medium SPHP sebagai upaya menstabilkan harga kebutuhan pokok terutama beras yang saat ini mengalami kenaikan bahkan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Kegiatan ini akan digelar secara bergilir di 30 kecamatan di Kota Bandung dari 19 Februari hingga 1 Maret 2024. Dalam operasi pasar tersebut beras dijual Rp 53.000 per lima kilogram atau lebih murah dari harga pasar yang saat ini lebih dari Rp 16.000 per kilogram. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru tentang kondisi ekonomi Indonesia dan mayoritas masyarakat menganggap buruk.

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, mengungkapkan berdasarkan hasil survei yang digelar pada 19-21 Februari 2024, masyarakat yang menilai ekonomi lebih buruk lebih banyak dibanding yang positif.

LSI mencatat masyarakat yang menilai ekonomi buruk sebesar 41,4 persen dengan rincian yang menyatakan buruk 30,8 persen dan sangat buruk 10,3 persen.

"Kali ini masyarakat yang menilai ekonomi buruk itu lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang menilai ekonomi baik atau positif," ujar Djayadi dalam pemaparan Rilis Temuan Survei Nasional LSI: Persepsi Publik Tentang Pelaksanaan Pemilu 2024, Minggu (25/2/2024).

"Jadi, penilaian masyarakat secara umum terhadap ekonomi masih sekarang ini berada pada posisi negatif. Ekonomi dipandang kurang positif," tambah Djayadi.

Sementara, responden yang menilai kondisi ekonomi Indonesia adalah baik sebanyak 34,1 persen dengan rincian 29,1 persen menilai baik dan 5,1 persen sangat baik.

Berita Rekomendasi

Djayadi mengungkapkan persepsi negatif ini terjadi karena kenaikan sejumlah kebutuhan pokok.

"Mungkin kita banyak mendengar isu-isu berita-berita misalnya tentang harga beras yang naik dan sebagainya, mungkin ini terkait juga dengan itu," ungkap Djayadi.

Baca juga: LSI Denny JA Sebut Kepuasan Publik Terhadap Jokowi 80,8 Persen, Bagaimana Hasil Lembaga Survei Lain?

Tren yang menilai ekonomi Indonesia buruk ini, kata Jayadi, telah terjadi sejak Januari 2024.

Sementara, dari segi penegakan hukum, masyarakat yang menilai baik dan buruk hampir sama persentasenya.

"Kemudian dari segi penegakan hukum, ini sama kuat yang menyatakan penegakan hukum baik dengan penegakan hukumnya buruk," tuturnya.

Masyarakat yang menilai penegakan hukum di Indonesia baik sebesar 30,9 persen. Sementara yang menilai penegakan hukum di Indonesia buruk sebesar 31,4 persen.

Baca juga: Daerah-daerah yang Siap Gelontor Beras Dengan Panen Raya, Stok Padi Bakal Surplus

Meski begitu, Djayadi mengungkapkan masyarakat yang menilai penegakan hukum adalah positif mengalami penurunan dibandingkan akhir Januari serta awal Februari 2024.

"Yang menilai buruk tidak mengalami peningkatan atau mengalami penurunan. Jadi ada semacam makin negatifnya tren pemburukan penilaian terhadap kondisi penegakan hukum," kata Djayadi.

Seperti diketahui, survei LSI ini dilakukan pada 19 hingga 21 Februari 2024.

Survei menggunakan teknik random digit dialing dengan jumlah responden sebanyak 1.211 orang. Selain itu, survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error di kisaran 2,9 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas