Tinjau Fasilitas Irigasi Perpompaan Kelompok Tani, Dirjen PSP Kementan Temukan Sejumlah Masalah
Dari total lahan 320 hektare, hanya 50 hektare yang dapat diolah hasil suplai dari air sumur dangkal yang disedot menggunakan pompa air hasil swadaya
Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian (PSP Kementan) Ali Jamil meninjau fasilitas irigasi perpompaan (Irpom) di beberapa kelompok tani di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sebanyak empat kelompok tani di Desa Loji, Simpenan yang ditinjau di antaranya Tegal Lega, Cilangkap, Bojong Mukti, dan Loji. Sementara dua kelompok tani di Desa Bantargebang, Bantargadung yang ditinjau ialah Lengkob dan Bantar Gebang.
Baca juga: Genjot Upaya Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Tambah Kapasitas Pompa dan Normalisasi Saluran Air
Di Desa Loji, Ali Jamil berbincang dengan masyarakat dan mendapati fakta bahwa 320 hektare luas lahan tidak dapat diolah secara maksimal dampak rusaknya Bendungan Sidadap yang menjadi sumber air tumpuan para petani.
Dari total lahan 320 hektare, hanya 50 hektare yang dapat diolah hasil suplai dari air sumur dangkal yang disedot menggunakan pompa air hasil swadaya masyarakat.
Ali mengatakan akan segera mengirimkan bantuan berupa irigasi perpompaan dengan mengambil air dari hilir sungai Cidadap.
"Kita lakukan pompanisasi di hilir sungai Cidadap untuk memenuhi kekurangan air untuk pertanaman," kata Ali dalam keterangannya, Senin (26/2/2024).
Dia berharap dengan bantuan irigasi perpompaan dari Kementan, nantinya para petani dapat kembali optimal dalam melakukan penanaman dan panen.
Bahkan, jika intensitas panen biasanya hanya 2 kali setahun dapat meningkat menjadi tiga kali dengan hasil maksimal.
Baca juga: Teknologi Pompa Air Tenaga Surya di Purworejo Tingkatkan Produktivitas Hasil Pertanian
Sementara saat di Desa Bantargebang Kecamatan Bantargadung, Ali meninjau berfungsinya pompa dan saluran irigasi yang sebelumnya diberikan.
Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan lahan seluasnya 50 hektare tak dapat dikelola karena terkendala jarak dari sumber air.
Ali mengatakan kini para petani telah keluar dari masalah, karena meski jarak antara lahan pertanian dan sumber mata air sekitar 300 meter dapat diselesaikan oleh bantauan pompa dan selang paralon irigasi air diberikan oleh kementan.
Ali menegaskan bahwa pemberian pompa dan paralon irigasi harus dapat dirasakan secara langsung oleh para petani.
Hal itu diperlukan untuk memastikan seluruh lahan pertanian mendapat air dengan baik.
"Dengan irigasi yang baik dan pengelolaan lahan maksimal saya yakin kesejahteraan masyarakat juga akan mengalami peningkatan," jelasnya.
Kemudian saat berkunjung di kelompok tani Bantargebang, Desa Bantargebang Ali Jamil meninjau bantuan irigasi perponpaan di 25 hektar lahan pertanian yang sebelumnya hanya dikelola 5 hektare.
Kini, lahan tersebut dapat dialiri air bahkan dapat meningkatkan intensitas panen dari sebelumnya 2 kali dalam setahun kini menjadi tiga kali dalam setahun.
"Alhamdulillah kini masyarakat dapat panen 3 kali dalam setahun," pungkasnya.