Program INFEST Jadi Solusi Atasi Masalah Keuangan yang Dialami Sebagian Mahasiswa
Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Prof Dr Ir Asep Saefuddin MSc mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama berperan bantu mahasiswa.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah biaya perkuliahan saat ini masih menjadi tantangan bagi lulusan sekolah menengah atas saat ingin melanjutkan studinya menjadi seorang mahasiswa.
Pun demikian, seseorang yang telah menjadi mahasiswa terkadang juga menghadapi masalah keuangan untuk membiayai perkuliahan apalagi mereka berhasil dari kalangan tidak mampu.
Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Prof Dr Ir Asep Saefuddin MSc mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama berperan menyelesaikan persoalan keuangan yang dihadapi mahasiswa ini.
"Untuk itu, kami menginisiasi hadirnya program Infaq for Education of Students (INFEST). Jadi jangan takut gagal berkuliah karena kekurangan uang," ungkap Prof Asep di sela-sela pelaksanaan wisuda ke-29, Tahun Akademik (TA) 2023-2024 dengan jumlah wisudawan sebanyak 708 orang di Jakarta belum lama ini.
Asep mengajak berbagai pihak untuk bisa berpartisipasi dalam program INFEST sesuai dengan kemampuan demi membantu mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu atau yang ingin mengapai impiannya berkuliah di perguruan tinggi.
Asep menambahkan, saat ini UAI terus meningkatkan mutu pendidikan melalui program tracer Study, user survey, pembangunan pusat riset Collaboration Research and Innovative Center (CRIC), serta program Credit Earning Activity (CEA) dengan beberapa universitas di luar negeri.
Rektor memperkenalkan mahasiswi Student Exchange serta dosen tamu dari Tohoku University, Jepang, yaitu Prof. Michael Goutama yang bertujuan untuk menunjukan kesuksesan program Student Exchange yang telah dilakukan oleh UAI.
Rektor mengumumkan tujuh nominator wisudawan/wisudawati terbaik, yaitu Dinda Bunga Anugrah dari Fakultas Sains dan Teknologi, Prodi Biologi; Khadijatun Nabilah dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang; Muhammad Raihan Amrullah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi.
Kemudian Raudia Tuzzahra Abiyasa dari Fakultas Hukum, Prodi Ilmu Hukum dan Salsabila Aura Putri dari Fakultas Psikologi dan pendidikan; R. Edy Sanyoto dari Fakultas Hukum Prodi Magister Ilmu Hukum; Zahra Dias Widiyanti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi.
Dari beberapa nominator wisudawan terbaik, terdapat tiga mahasiswa yang meraih gelar wisudawan terbaik, yaitu Dinda Bunga Anugrah, Salsabila Aura Putri, dan Muhammad Raihan Amrullah.
"Sebagai bentuk apresiasi, kami memberikan hadiah berupa keberangkatan umroh bagi wisudawan terbaik urutan pertama. Capailah Cita-cita setinggi langit, kalaupun gagal akan berada diantara bintang-bintang,” ucap Asep.
Ketua Pembina YPI Al-Azhar Prof Dr Jimly Asshiddique SH mengatakan, para wisudawan dan wisudawati tidak berhenti di wisuda saja karena wisuda hanyalah proses “administrasi” saja untuk mengantarkan ke tahap berikutnya.
"Wisudawan/wisudawati harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan keahlian dan kreativitas supaya dapat berperan besar dalam upaya meraih Indonesia Emas 2045," katanya.
Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta, Prof. Dr. Toni Toharrudin, S.Si., M.Sc. menjelaskan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meraih Indonesia Emas di tahun 2045 yaitu dengan meningkatkan kualitas perguruan tinggi dan pembangunan sumber daya manusia (SDM), melalui mempersiapkan talenta muda dan penyesuaian kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masa depan.
Baca juga: Kontroversi Skema Pinjaman Online ITB untuk Bayar UKT
"Saya berpesan kepada wisudawan/wisudawati agar menjadi sarjana yang unggul dan memiliki daya saing tinggi dengan terus mengasah diri," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.