Biaya Kuliah Tinggi Masih Jadi Tantangan Bagi Kelompok Masyarakat Menengah
Kementerian Keuangan sedang mengkaji skema student loans yang ramah dan tidak menyebabkan lulusan dijerat utang, serta tidak gagal bayar
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
ist
Bincang edukasi secara hybrid bertajuk Mengupas Skema Terbaik dan Ringankan Pendanaan Mahasiswa di Universitas Yarsi, di Jakarta, Selasa (5/3/2024) yang t digagas Study Club Edukasi Media Peliput Akademi (CEMPAKA) berkolaborasi dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Hadir sebagai narasumber lainnya secara luring yakni Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemendikburitek, Sri Suning Kusumawardani; Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Handayani; Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia Didin Muhafidin, serta penanggap Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal.
Fasli Jalal mengatakan, secara makro memang biaya untuk pendidikan tinggi di Indonesia masih rendah. Karena itu, perlu dilakukan penghitungan biaya riil pendidikan tinggi per program studi dan per wilayah. Lalu, ditentukan secara nasional berapa APK PT yang akan dicapai dan cara rasionalitas mencapainya.
Terkait pinjaman pendidikan, Fasli mengatakan bisa dikembangkan pinjaman tanpa subsidi, pinjaman dengan subsidi sebagian, maupun pinjaman dengan subsidi maksimal.
Kebijakan lain yang dinilai membantu, bisa juga dengan menghilangkan pajak untuk tabungan keluarga buat biaya anak kuliah di PT hingga memberikan insentif dengan matching fund dari pemerintah buat tabungan pendidikan keluarga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.