Awal Ramadan Berpotensi Berbeda, PBNU: Sudah Biasa, Seperti Makan Nasi Tiap Hari
Awal Ramadan berpotensi berbeda pada tahun ini, antara Muhammadiyah dengan penetapan Pemerintah.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awal Ramadan berpotensi berbeda pada tahun ini, antara Muhammadiyah dengan penetapan Pemerintah.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menilai perbedaan ini merupakan sesuatu yang lumrah bagi umat Islam di Indonesia, termasuk warga Nahdliyin.
"Kita merasa biasa saja, perbedaan ini kan sudah lama. Ini kan seperti kita makan nasi setiap hari, sudah biasa saja," ujar Gus Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (9/3/2024).
PBNU, menurut Gus Yahya, memandang perbedaan ini bukan suatu masalah yang harus dipertentangkan.
Baca juga: Kemenag: Tidak Hanya Indonesia yang Lakukan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan Hingga Lebaran
Selama ini, Gus Yahya mengungkapkan tidak ada masyarakat yang saling melarang terkait penetapan puasa ini.
"Kita sih biasa saja enggak masalah, dan masyarakat pun tidak ada diganggu, tidak ada yang melarang, mau puasa hari ini juga tidak ada yang melarang," ungkap Gus Yahya.
Meski begitu, Gus Yahya mengatakan bahwa PBNU mengikuti keputusan Sidang Isbat penetapan awal Ramadan yang dilakukan Pemerintah.
Baca juga: Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 2024 Besok 10 Maret 2024, Ini Link Live Streamingnya
"Cuma kalau pandangan dari bukan hanya PBNU tapi pandangan dari Nahdlatul Ulama dari dulu itu selalu bersandar kepada keputusan Sidang Isbat Pemerintah," pungkas Gus Yahya.
Seperti diketahui, Pemerintah akan menggelar sidang isbat awal Ramadan 1445 H pada 10 Maret 2024. Sidang akan memutuskan apakah puasa Ramadan tahun ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret.
Majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadan bertepatan 11 Maret 2024. Ada juga sebagian jemaah tarekat yang akan mulai puasa pada 10 Maret 2024.