Masyarakat Makin Berat Keluar dari 'Middle Income Trap' Setelah Tahun 2020
Rasio ketergantungan juga menunjukkan beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif terhadap penduduk usia non produktif.
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia sedang menikmati masa bonus demografi dan dikabarkan mencapai puncaknya pada tahun 2030 mendatang.
Akan tetapi masa puncak bonus demografi di Indonesia sebenarnya sudah dilewati pada tahun 2020 silam.
Baca juga: Ekonomi Digital Bisa Jadi Tumpuan Indonesia Lepas dari Jebakan Middle Income Trap
Berdasarkan data terbaru yang dipaparkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dokter Hasto Wardoyo disebutkan bahwa angka dependency ratio (rasio ketergantungan) 44,33 terjadi pada tahun 2020.
Dependency ratio(rasio ketergantungan) adalah perbandingan antara banyaknya penduduk usia non produktif(di bawah usia 15 tahun atau penduduk muda serta usia 65 tahun atau lebih atau penduduk tua) dengan banyaknya penduduk usia produktif (usia antara 15 tahun hingga 64 tahun).
Baca juga: Pesan Apindo untuk Capres dan Cawapres: Penciptaan Lapangan Kerja hingga Keluar Middle Income Trap
Rasio ketergantungan juga menunjukkan beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif terhadap penduduk usia non produktif.
Semakin tinggi prosentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk usia produktif guna membiayai hidup penduduk usia non produktif.
"Bonus demografinya sudah maju ternyata ini grafik benar terjadi tahun 2020 disangkanya puncaknya 2030 padahal puncaknya 2020 karena angka 44,33 ini paling rendah dependency ratio," ujar Dokter Hasto saat 'Media Gathering' dengan tajuk 'Strategi Indonesia Turunkan Stunting' di Yogyakarta, Jumat (8/3/2024) malam.
Menurut Dokter Hasto angka 44,33 tersebut artinya adalah setiap 100 orang usia produktif akan menanggung 44 orang usia non produktif.
Karena itu pada tahun 2020 lalu dirasa masih mudah bagi penduduk usia produktif menanggung atau membiayai hidup penduduk usia non produktif.
"Paling nyaman saat itu puncaknya keluar dari middle income trap setelah itu tambah berat," kata Dokter Hasto.
Baca juga: Lebarkan Sayap Bisnis ke Afrika, Pertamina Geothermal Energy Kembangkan Lapangan Panas Bumi di Kenya
Dilihat dari data yang dipaparkan grafik bonus demografi terlihat menaik setelah tahun 2020.
Pada tahun 2025 misalnya angkanya menunjukkan 47,2 yang artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif bakal menanggung 47 penduduk usia non produktif
Pada tahun 2030 atau yang sebelumnya disebut-sebut sebagai puncak bonus demografi justru menunjukkan angka 47,3.
Grafik terus naik hingga terbesar menyentuh angka 54,7 yang terjadi pada tahun 2045 dan setelahnya.(Willy Widianto)