Sambut Ramadan, Begini Arahan PBNU kepada Seluruh Warga Nahdliyin
Yahya Staquf meminta seluruh jaringan NU, seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat, dan badan otonom lainnya untuk melakukan konsolidasi.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan pertemuan secara daring menjelang bulan Ramadan 2024.
Pertemuan ini diikuti oleh 5.000 orang yang berasal dari seluruh jaringan pengurus NU di tingkat provinsi, kabupaten kota hingga luar negeri.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan KH Miftachul Akhyar memberikan sejumlah arahan dalam konsolidasi kali ini.
"Dari laporan para pengurus wilayah dan cabang, masyarakat relatif dalam keadaan kondusif. Walaupun ada masalah ini itu tapi tidak ada yang terlalu meresahkan bagi masyarakat. Semuanya berjalan dengan baik dan suasana juga tenang dan kondusif," kata Gus Yahya saat konferensi pers di Kantor PBNU, Jln Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (9/3).
Dalam arahannya, KH Miftachul Akhyar membahas tentang langkah yang mesti dilakukan warga Nahdliyin dalam menyambut bulan Ramadan.
"Di dalam arahan-arahan Rais Aam, tadi banyak disinggung tentang bagaimana kita menyongsong Ramadan yang sebentar lagi datang," ungkap Gus Yahya.
Menurut Gus Yahya, momentum Ramadan adalah kesempatan berkonsolidasi secara menyeluruh.
Dia meminta seluruh jaringan NU, seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat, dan badan otonom lainnya untuk melakukan konsolidasi.
"Ini adalah kesempatan untuk bersama-sama menggerakan satu gerakan mengambil barokah dari Ramadan ini sebesar-benarnya," tutur Gus Yahya.
PBNU juga menginstruksikan kepada jaringan NU melalui pengurus di semua tingkatan untuk mengamalkan sejumlah doa-doa yang diajarkan oleh para kiai NU.
Baca juga: Awal Ramadan Berpotensi Berbeda, PBNU: Sudah Biasa, Seperti Makan Nasi Tiap Hari
Dalam rapat ini, KH Miftachul Akhyar juga secara khusus mendoakan Indonesia agar tetap terpelihara kemaslahatannya. Para pengurus PBNU juga diimbau mendoakan warga Palestina yang mengalami serangan Israel.
"Juga mendapatkan pertolongan untuk terus maju meningkatkan kapasitasnya sebagai negara yang sungguh-sungguh lebih kuat, lebih maju, dan lebih kuat dan kemaslahatan secara umum. Kami juga secara khusus doa untuk saudara-saudara kita di Palestina," ucapnya.
Bulan Ramadan, menurut Gus Yahya, adalah momentum untuk memperbanyak pahala melalui ibadah-ibadah.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menyarankan agar Kementerian Agama RI tak lagi menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1445 Hijriyah.
Baca juga: Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 2024 Besok 10 Maret 2024, Ini Link Live Streamingnya