Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Santer Isu Jokowi Masuk Golkar, Pengamat: Jika Langsung Jadi Ketua Umum, Bubarkan Saja Parpol

Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia Adi Prayitno menilai sebaiknya partai politik dibubarkan saja jika mudah diintervensi pihak luar.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Santer Isu Jokowi Masuk Golkar, Pengamat: Jika Langsung Jadi Ketua Umum, Bubarkan Saja Parpol
partaigolkar.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia Adi Prayitno menilai sebaiknya partai politik dibubarkan saja jika mudah diintervensi pihak luar.

Adi menyampaikan hal ini ketika mengomentari isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP), akan masuk Partai Golkar dan menjadi ketua umum (ketum).

Seperti diketahui, Jokowi diisukan akan segera masuk Partai Golkar.




Santernya isu ini bukan tanpa alasan, mengingat Jokowi dianggap sudah tidak sejalan dengan PDI Perjuangan

Apalagi, Jokowi dianggap membutuhkan posisi politik ketika dia sudah purnatugas sebagai presiden

“Kita melihat Pak Jokowi ini kan wajah PDIP-nya enggak hilang sebenarnya, sekalipun ya sudah beda jalan. Tapi kemudian pindah ke Golkar jadi ketum. Waduh bagi saya, rumit saya membayangkan politik di negara ini,” ucap Adi dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (11/3/2024).

“Kalau bisa memang partai politik dibubarkan saja, kalau begitu gampang diintervensi dan dimasuki dengan cara-cara yang tidak elegan.”

BERITA TERKAIT

Adi berpendapat isu Presiden Jokowi bergabung dan menjadi ketua umum Partai Golkar adalah hal yang berpeluang terjadi jika musyarawah nasional (munas) partai berlambang pohon beringin itu digelar sebelum Oktober 2024.

Sebab, menurutnya, Jokowi butuh kendaraan atau partai politik untuk tetap bisa menggenggam kekuasaan.

“Jokowi sekalipun tidak jadi presiden, tapi pengaruh dan kekuasaan politiknya ini akan terus didengar dan bahkan bisa mempengaruhi keputusan politik pemerintah 5 tahun yang akan datang. Satu-satunya adalah Jokowi tentu menjadi bagian dari partai politik besar, jawabannya adalah Golkar, orang mengkaitkannya di situ,” ujar Adi.

Di sisi lain, ia menilai Jokowi dan PDIP sudah tidak mungkin bersatu lagi karena keputusan politik mantan gubernur DKI Jakarta itu.

“Kalau dengan PDIP ya saya kira sudah lama wasallam, karena memang keputusan politik Jokowi, sikap politik Jokowi berbeda secara diametral dengan PDIP. Ini yang menurut saya orang melihat kenapa Pak Jokowi dengan Ketum Golkar adalah satu-satunya cara supaya Jokowi kekuasaan politiknya, pengaruh politiknya kuat ya hanya dengan jadi ketua umum partai besar," urai Adi.

"Kalau dengan PSI, ya saya kira segera ibarat orang pakai baju, bajunya kekecilan belum tentu lolos parlemen. Apalagi Golkar saat ini suaranya 16 persen ya. Saya kira semua orang akan ngiler untuk menjadi bagian dari Golkar.”

Tanggapan Airlangga

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas