Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BKN Terapkan Teknologi Antisipasi Peserta Seleksi CPNS Pakai Jasa Joki Saat Tes

Plt Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Haryomo Dwi Putranto turut buka suara soal penggunaan jasa joki dalam seleksi CPNS

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in BKN Terapkan Teknologi Antisipasi Peserta Seleksi CPNS Pakai Jasa Joki Saat Tes
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi. Sejumlah peserta mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pemerintah Kota Bandung 2021, di Gedung Youth Sport Center Jabar Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (27/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Haryomo Dwi Putranto turut buka suara soal penggunaan jasa joki dalam seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Haryomo mengatakan joki dan tes seleksi CPNS memang punya kaitan erat karena dahulu upaya-upaya tersebut sempat kedapatan dilakukan.

"Kaitannya dengan joki, memang selama ini ada upaya-upaya yang dilakukan untuk perjokian ini," kata Haryomo dalam rapat kerja Komisi II DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024).

Namun saat ini, seleksi CPNS sudah menerapkan teknologi.

Salah satunya penggunaan face recognition atau pengenalan wajah.

Baca juga: Pendaftaran CPNS 2024 Diundur, Ini Jadwal Terbarunya, Simak Syarat dan Alur Pendaftarannya

Face recognition ini diterapkan dua kali, pertama ketika peserta masuk lokasi tes, dan yang kedua saat peserta akan memulai tes. Menurutnya penerapan pengenalan wajah ini efektif membantu mengenali dan menangkap joki.

"Tapi karena kita sudah menggunakan face recognition, dua kali kita gunakan, ketika masuk dan ketika akan mulai tes, maka joki itu bisa tertangkap," kata dia.

Berita Rekomendasi

Bahkan, jika ada saudara kembar di mana salah satunya bertindak sebagai joki, maka hal itu bisa ketahuan lewat face recognition.

Baca juga: Ketentuan Batas Usia CPNS 2024, Ini Jadwal dan Formasinya

"Kalau misalnya ada kembar dua, itu by sistem bisa kita tangkap, karena kembar pun pasti ada bedanya," ungkapnya.

"Jadi ini kita mengandalkan sistem yang sudah kita bangun selama ini dan alhamdulillah sudah berjalan secara objektif," pungkas Haryomo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas