Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mayor Teddy Dapat Promosi, Ini Jabatan Prabowo Subianto 39 Tahun Silam

Jabatan baru Mayor Inf Teddy Indra Wijaya, sebagai Wadanyonif Para Raider 328/Dirgahayu pernah dipegang Prabowo Subianto 39 tahun silam.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Mayor Teddy Dapat Promosi, Ini Jabatan Prabowo Subianto 39 Tahun Silam
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Mayor Teddy Indra Wijaya (kiri) saat mendampingi calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, untuk mengikuti Debat Calon Presiden Pemilihan Presiden 2024, Selasa (12/12/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayor Teddy Indra Wijaya, mendapat promosi jabatan sebagai Wadanyonif Para Raider 328/Dirgahayu.

Sementara Prabowo Subianto pada tahun 1985 atau 39 tahun lalu menjabat sebagai Komandan Yonif Para Raider 328/Dirgahayu.

Saat ini, Mayor Teddy statusnya masih menjabat sebagai ajudan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sampai proses administrasi selesai.

Menurut Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha, Surat Keputusan dari KSAD terkait promosi jabatan Mayor Teddy masih perlu ditindaklanjuti dengan proses administrasi lainnya, baik di Mabes TNI maupun Kemhan.

Mengingat, Mayor Teddy saat ini tercatat sebagai personel organik Kemhan.

"Oleh karena itu Mayor Teddy masih tetap melaksanakan tugas sebagai ajudan Menhan sampai dengan selesainya seluruh proses administrasi yang terkait," kata Edwin saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (13/3/2024).

Lebih lanjut, Edwin mengatakan hal itu berlaku umum di lingkungan TNI, baik yang berdinas di dalam struktur di lingkungan angkatan atau matra, maupun di luar struktur seperti di Mabes TNI, Kemhan atau di Kementerian atau Lembaga lainnya.

KSAD Maruli sebut karier Teddy pasti cerah

Berita Rekomendasi

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menilai Mayor Teddy siap untuk menjabat di posisi barunya.

"Sudah lah. Sebenarnya beliau kan sudah latihan komando," kata Maruli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Menurut Maruli jabatan baru Teddy akan membawa prospek karier yang bagus.

"Kalau namanya mayor, masa depannya pasti cerah karena masih sama-sama jalan gini, kan. Nanti di tengah jalan ada yang sukses, ada yang ini baru bisa bernilai. Saya kira kalau mayor kira-kira sama lah sudah Sesko, Seskoad, terus ada implementasi. Saya pikir kayak gini akademik, calon jenderal dulu dibilang gitu. Karena mereka sama-sama punya basic," katanya.

Sederet sorotan Mayor teddy

Selama menjadi ajudan Prabowo, Mayor Teddy sempat menjadi sorotan.

Satu di antaranya saat hadir ikut dan duduk bersama timses Prabowo-Gibran Rakabuming Raka saat debat perdana capres 2024 di KPU, Selasa (12/12/2023).

Tak sekadar hadir, Mayor Teddy juga memakai kemeja biru yang merupakan seragam kampanye paslon nomor urut 02 itu.

Kehadiran Teddy Indra Wijaya lantas menuai sorotan. Apalagi ia masih berstatus sebagai prajurit TNI aktif.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menyebut Mayor Teddy berpotensi melakukan dugaan pelanggaran Pemilu.

"Potensi dugaan pelanggaran tentu kami harus menyatakan berpotensi terjadi dugaan pelanggaran, tapi hasilnya seperti apa, masih dalam kajian,” kata ujar anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty di kawasan kantornya, Minggu (17/12/2023).

Lolly menegaskan, ihwal netralitas ASN, TNI/Polri sudah jelas termaktub di Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Saat ini, Bawaslu masih melakukan penelusuran melalui media sosial dan laporan masyarakat, serta mengumpulkan barang bukti.

Hasil dari penelusuran Bawaslu RI pun menyatakan, Mayor Teddy tak melanggar aturan saat hadir dalam debat capres.

Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja mengatakan kapasitas Mayor Teddy sehingga hadir dalam debat capres tersebut sebagai petugas keamanan dari Prabowo Subianto selaku Menhan.

Bagja juga mengatakan Mayor Teddy tidak melanggar aturan lantaran tidak terdaftar sebagai tim kampanye.

"Kami menelusuri bahwa nama Saudara Mayor Teddy Indra Wijaya bukan merupakan tim pelaksana kampanye. Jadi beliau bukan tim kampanye," katanya dalam konferensi pers di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Selasa (19/12/2023).

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksda Julius Widjojono menyatakan, kehadiran Teddy Indra Wijaya tidak mewakili institusi TNI atau pribadi.

Julius menegaskan, Teddy hanya memposisikan sebagai ajudan dari Prabowo.

"Kehadirannya tidak mewakili institusi TNI atau pribadi yang ikut berpolitik, yang bersangkutan hanya memposisikan dirinya sebagai ajudan, tidak lebih," jelasnya, Minggu (17/12/2023).

"Akan berbeda jika yang bersangkutan atau prajurit aktif lainnya, misalkan karena kehendaknya sendiri lalu ikutan kampanye. Dan akan salah jika yang bersangkutan gunakan seragam militer saat itu," tambahnya.

Ia mengatakan seorang ajudan melekat pada atasannya.

"Ajudan itu melekat. Seleksi ajudan juga sangat dekat dengan keinginan atasan pengguna," ungkapnya.

Setelah pakaiannya saat hadir di debat capres jadi sorotan, di debat-debat berikutnya, Mayor Teddy terlihat mengenakan kemeja putih polos lengan panjang atau kemeja berwarna biru dongker.

Juga kemeja hitam saat kampanye akbar Prabowo-Gibran di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (10/2/2024).

Saat itu, Mayor Teddy viral setelah menggendong seorang perempuan yang pingsan di tengah kerumunan agar mendapat pertolongan medis.

Tegur Dokter Berpangkat Kolonel

Mayor Teddy tegur seorang dokter pangkat kolonel hingga tersandar.
Mayor Teddy tegur seorang dokter pangkat kolonel hingga tersandar. (Kolase TribunTrends/Ist)

Aksi Mayor Teddy lain yang pernah menjadi sorotan saat menegur seorang dokter berpangkat kolonel.

Saat itu, Mayor Teddy bersama Prabowo yang tengah mendampingi Presiden Jokowi saat peresmian Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman di Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2024).

Saat Presiden Jokowi melintas, terlihat seorang dokter yang kemudian dipegang tangannya oleh Mayor Teddy.

Mayor Teddy kemudian tampak seperti mengatakan sesuatu kepada dokter tersebut yang belakangan diketahui berpangkat kolonel.

Adapun sosok dokter itu adalah Kolonel (CKM) dr. Gunawan Rusuldi, Sp.OG (K) Onk.

Setelah itu, sosok dokter yang diketahui bernama Kolonel (CKM) dr. Gunawan Rusuldi, Sp.OG (K) Onk itu tampak langsung terdiam.

Ia juga bersandar ke dinding setelah ditegur Mayor Teddy.

Video itu lantas viral dan menjadi perbincangan warganet di media sosial.

Sebagian warganet menilai sikap Mayor Teddy berlebihan kepada seniornya dan arogan meski saat itu ia dan Prabowo Subianto sedang mendampingi Presiden.

Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan sebagai seorang ajudan Mayor Teddy sudah paham betul dan punya pertimbangan tersendiri dalam memberikan pengamanan, mendukung kelancaran acara, dan kenyamanan pimpinan.

Ia melanjutkan, sehingga saat itu Mayor Teddy perlu menginfokan hal-hal yang dirasa perlu disampaikan.

"Tidak ada yang salah, dan bukan bentuk arogansi," kata Kristomei, Kamis (22/2/2024).

Sementara itu, Kepala Biro Humas (Karo Humas) Setjen Kemhan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha menjelaskan, video tersebut terkait kegiatan Presiden RI didampingi Menhan pada saat berkeliling melihat fasilitas RSPPN Panglima Besar Soedirman.

Ia menjelaskan Mayor Teddy sebagai ajudan Menhan pada saat itu sedang menyampaikan Standard Operational Procedure (SOP) keprotokolan kepada dr Gunawan Rusuldi selaku Kepala Rumah Sakit.

Baca juga: Mayor Teddy, Perisai Hidup Prabowo Subianto Dapat Promosi Jadi Wadanyonif Para Raider 328/Dirgahayu

"Dihadapkan pada situasi dan kondisi di mana lorong jalan sempit dan terbatas, sementara banyak pejabat negara terutama Presiden dan Menhan yang melaluinya secara bersamaan."

"Maka apa yang dilakukan oleh Mayor Teddy masih sesuai dengan SOP yang berlaku," tambah Edwin, Jumat (23/2/2024). (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas