Temu Alumni Prakerja di Manado, Tekankan Pentingnya Upskilling dan Reskilling
Para pencari kerja, juga para pekerja dituntut untuk terus mengasah skill atau kemampuan yang dimiliki.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Peluang pekerjaan kian beragam di era digital saat ini.
Para pencari kerja, juga para pekerja dituntut untuk terus mengasah skill atau kemampuan yang dimiliki.
Tak hanya itu, memperbaharui skill agar sesuai dengan kebutuhan zaman juga menjadi keniscayaan.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian, M Rudy Salahuddin menuturkan bahwa kebaruan skill dapat diraih, salah satunya dengan mengikuti berbagai pelatihan. Tak terkecuali yang tersedia di program Prakerja.
Di hadapan 150 alumni Prakerja Sulawesi Utara, Rudy menyampaikan opsi-opsi pelatihan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan skill atau up-skilling.
Teruntuk alumni Prakerja, disebut Rudy dapat memanfaatkan berbagai pelatihan gratis yang tersedia.
Baca juga: Program Kartu Prakerja Berlanjut, Puluhan Peserta Bakal Dilatih Mentor Berpengalaman
"Kalaupun mau mengasah keahlian yang lebih lanjut, masih banyak pelatihan pelatihan gratis yang ada di prakerja. Nah ini yang harus dimanfaatkan oleh adik-adik sekalian supaya skill kita juga tetap terjaga dan bisa untuk bekerja di kemudian hari," ujarnya dalam acara Temu Alumni Prakerja Sulawesi Utara di Ballroom Hotel Aston, Manado, Kamis (14/3/2024).
Senada dengan Rudy, Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari pun menegaskan bahwa skill yang tidak diperbaharui, bisa menjadi kadaluarsa.
Terlebih bagi para pekerja senior, menurut Denni justru rentan kalah saing dengan generasi muda jika tidak up-skilling ataupun re-skilling.
"Orang sudah 10 tahun kan kita. Mungkin gajinya sudah mahal, dianya enggak bisa. Jadi beban. Ini ada mahasiswa barusan lulus, pintar, skill-nya ini itu, gajinya murah. Asuransi juga cuma dia doang. Tidak usah bayar asuransi keluarganya. Sehingga kita bisa rentan di-PHK. Karena itu, selalu upgrade diri sendiri," kata Denni pada kesempatan yang sama.
Baca juga: Penerima Bansos Bisa Daftar Prakerja 2024, Simak Cara Daftarnya
Di masa kini, Denni menilai bahwa digital awareness sebagai skill yang wajib dimiliki setiap orang yang berada di angkatan kerja.
Hal itu dimaksudkan untuk menunjang tren pekerjaan jarak jauh atau secara remote.
Para Alumni Prakerja sendiri selama prosesnya, menurut Denni sudah dibentuk agar terbiasa memanfaatkan tools digital.
Sejak pendaftaran, proses pembelajaran, hingga tes akhir semuanya memanfaatkan teknologi digital.
"Karena itu teman-teman sebagai peserta prakerja itu sbnrnya sudah dibentuk dari awal. Nah kerja remote itu enggak akan bisa kalau kalian enggak punya digital skill, enggak punya kebiasaan zoom, atau kemudian ngerjain apapun dengan aplikasi," ujarnya.
Tak hanya bagi alumni, konsep up-skilling juga dapat diterapkan oleh calon peserta Prakerja.
Terlebih para mahasiswa yang akan menapaki dunia kerja.
Selain ilmu dari perkuliahan, skill baru dari pelatihan-pelatihan dapat memberi nilai tambah di bursa pencarian kerja.
"Kalau ngomongin soal mahasiswa kan mereka harus skiling dulu, memperbanyak ilmu, memperbanyak skill, bisa masuk dunia kerja. Tapi kalau misalnya saya sudah di dunia kerja, berarti ya saya butuh upskilling sama reskilling, sehingga saya tidak tergantikan. Konsepnya prakerja itu kamu ingin menambahkan skill, apakah skill itu membuat kamu untuk bekerja atau membantu kamu untuk bekerja di posisi sekarang," ujar Direktur Operasi PMO Kartu Prakerja, Hengki M Sihombing dalam Kuliah Umum di Universitas Sam Ratulangi bertajuk Menavigasi Peluang Kerja Melalui Upskilling dan Reskilling, Kamis (14/3/2024).
Secara data, Hengki membeberkan bahwa sudah ada 220.535 peserta dari Sulawesi Utara yang mengikuti pelatihan-pelatihan di Prakerja gelombang 1 sampai 47 pada masa pandemi Covid-19.
Sedangkan pada post-pandemi, ada 6.596 peserta dari Sulawesi Utara yang mengikuti pelatihan-pelatihan di Prakerja gelombang 48 sampai 62.
Dilihay dari profilnya, mayoritas peserta Prakerja di Sulawesi Utara memiliki latar belakang pendidikan SMA, yakni 57 persen pada masa pandemi dan 71 persen setelah pandemi.
Hengki pun berharap agar mahasiswa yang pendidikan formalnya lebih baik, dapat bersaing lebih baik lagi untuk menghadapi dunia kerja.
"Dengan melihat potret seperti ini, harapannya teman-teman itu adalah orang-orang yang harusnya kompetensinya lebih baik dari mereka. Karena enggak semua orang memiliki kesempatan untuk duduk di bangku kuliah, di universitas, sehungga harusnya teman-teman di sini lebih siap menghdapi dunia kerja," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.