Program Pemagangan di Luar Negeri Berperan Tingkatkan Kualitas SDM
Menteri Ketenagakerjaan mengatakan proses pembangunan kualitas SDM membutuhkan kontribusi, sinergi, dan kolaborasi dari berbagai pihak
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program pemagangan ke luar negeri merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa.
Ini sejalan arahan dari Presiden mempermudah dan mengembangkan skema pemagangan, terutama ke luar negeri, guna meningkatkan kompetensi dan kualitas tenaga kerja Indonesia.
"Program pemagangan merupakan bagian dari visi besar Pembangunan Indonesia Emas 2045, yang menempatkan pembangunan manusia sebagai salah satu pilar utamanya," kata Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziah saat pelepasan 84 peserta magang di Jepang yang dilakukan Yayasan Matsushita Gobel di Jakarta belum lama ini.
Baca juga: Bareskrim Polri Periksa SS, Guru Besar Universitas Jambi Tersangka Kasus TPPO Modus Magang ke Jerman
Dikatakan Ida, proses pembangunan kualitas SDM membutuhkan kontribusi, sinergi, dan kolaborasi dari berbagai pihak, karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam mewujudkan hal ini.
"Kami mengapresiasi YMG atas penyelenggaraan Technical Intern Training yang mencakup program pemagangan ke Jepang semoga bisa menjadi percontohan dan inspirasi para pelaku Industri dari sektor swasta,” katanya.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi mengatakan, program ini bermanfaat bagi Jepang yang menghadapi penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, serta bagi Indonesia yang sedang mengalami bonus demografi dan memiliki generasi muda yang melimpah.
"Lebih dari 100.000 orang Indonesia telah mengikuti program pelatihan pemagangan teknis di Jepang selama lebih dari 30 tahun, dengan tujuan mengembangkan sumber daya manusia dan alih keterampilan," kata Masaki Yasushi.
Banyak di antara mereka, kata dia yang kembali ke Indonesia dan berhasil memulai usaha skala besar berdasarkan keterampilan yang mereka peroleh di Jepang.
"Saya berharap, para peserta magang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan menjadi garda terdepan dalam membina hubungan baik antara Jepang dan Indonesia,“ katanya.
Sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Ida Fauziyah dan Masaki Yasushi, Indonesia menghadapi tantangan untuk memaksimalkan bonus demografi pada tahun 2030 dan Indonesia harus memastikan bahwa ketersediaan tenaga kerja harus selaras dengan kebutuhan industri.
Riset Korn Ferry mengenai Global Talent Crunch memprediksi bahwa Indonesia akan kekurangan tenaga kerja ahli (highly skilled) dengan total 18 juta orang pada tahun 2030, di mana sektor manufaktur merupakan industri yang paling terdampak besar.
Menanggapi hal tersebut, sebagai lembaga yang berkomitmen untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, YMG memandang serius pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global.
Baca juga: Kementerian PPPA Prihatin Kasus TPPO Magang ke Jerman: Para Mahasiswa Alami Kerentanan Tinggi
Inisiatif pengiriman peserta magang ke Jepang merupakan komitmen yang terus dijalankan oleh YMG. Awalnya, program ini dimulai dari kemitraan antara Panasonic Indonesia dan Panasonic Jepang, yang kemudian diperluas ke industri lain seperti Chateraise Japan, Minami Fuji, PHC Japan, Ryobi Holdings, dan JA Okhotsk Abashiri, serta industri lainnya.