Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Analisis Video Dashcam Kecelakaan Maut di KM 58 Tol Cikampek, Kenapa GrandMax Bisa Terbakar?
Mengapa bisa terjadi kerusakan yang sangat fatal terhadap Daihatsu GrandMax? berikut analisis Roy Suryo.
Editor: Adi Suhendi
Oleh: Dr KRMT Roy Suryo
- Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen
- Penasehat di Sejumlah Klub Otomotif Indonesia (PPMKI, TBN-series, Mercedes-Benz)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum memberikan analisis ini perkenankanlah saya menghaturkan ucapan duka dan simpati yang sangat mendalam kepada seluruh Keluarga dan Kerabat dari 12 (dua belas) korban kecelakaan maut di Tol Cikampek-Jakarta KM 58 Senin (8/4/2024) sekitar pukul 08.15 WiB.
Tentu analisis ini tidak bermaksud menambah duka perasaan keluarga namun setidaknya bisa membantu memberikan tambahan gambaran bagaimana kronologi peristiwa tersebut terjadi.
Analisis ini juga diharapkan tidak mengganggu namun bisa justru membantu analisis yang InsyaaAllah lebih tepat nantinya bila sudah ada hasil dari Alat TAA (Traffic Accident Analysis) yang secara teknis merupakan hasil pindai alat bernama LIDAR (Light Distance and Ranging) yang merupakan metode pendeteksian objek yang menggunakan prinsip pantulan sinar laser untuk mengukur jarak objek yang ada.
Teknologi ini pertama kali digunakan pada tahun 1960-an untuk keperluan penerbangan, namun sekarang populer untuk sistem pemetaan dan kecelakaan, termasuk yang digunakan Korlantas Polri.
Baca juga: Tangis Warga Matraman usai Alamatnya Dipakai di STNK Gran Max Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek
Sumber analisis saya ini berdasar dari hasil Dashcam atau kamera di dashboard mobil yang sekarang sudah banyak terpasang di berbagai kendaraan, termasuk yang beredar di sosial media setelah kejadian tersebut.
Tercatat atas nama "Ajril Ainun Najib" yang sudah dipublikasikan juga di berbagai media online.
Tentu copyright video dashcam ini tetap melekat kepada yang bersangkutan dan kita sedikit boleh bersyukur adanya teknologi rekaman faktual kecelakaan maut tersebut.
Inilah salah satu manfaat positif dari teknologi, bukan malah teknologi dipergunakan untuk tujuan negatif, misalnya kecurangan atau kejahatan perhitungan suara, misalnya.
Baca juga: Polisi Tetap Akan Jalankan Contra Flow Pasca Kecelakaan Maut Minibus Granmax di Km 58 Tol Japek
Berdasarkan rekaman dashcam tersebut terlihat jelas bahwa (maaf) GrandMax-lah yang mengakibatkan kecelakaan maut tersebut terjadi, dimana mobil keluaran Daihatsu tersebut dari arah Jakarta menuju Cikampek mengambil lajur "Contra Flow".
Namun rupanya (belum diketahui apa penyebabnya, karena disebut-sebut mengalami masalah dan mengambil jalur ke kanan) akibatnya melawan arus utama dari Cikampek menuju Jakarta di KM 58 tersebut.
Dalam hal ini Bus Primajasa sebenarnya sudah berada di jalur yang benar, akibatnya terjadi "adu banteng" karena kedua kendaraan melaju kencang dari arah yang berbeda.
Mengapa bisa terjadi kerusakan yang sangat fatal terhadap Daihatsu GrandMax?
Dalam rekaman tersebut (sekali lagi maaf-penulis) tampak setelah tertabrak Bus Primajasa di bagian kiri depannya, Minibus tersebut terhimpit bus dengan besi batas jalan hingga (besar kemungkinan) terlindas sebagian yang mengakibatkan terjadinya api akibat gesekan mengenai tangki bensin yang akhirnya membuatnya terbakar hebat karena struktur dari body minibus.
Maka bisa dilihat setelah kejadian tampak sisa dari Daihatsu GrandMax menjadi nyaris tidak berbentuk dan inilah yang mengakibatkan seluruh korban meninggal dunia di lokasi kejadian.
Dalam peristiwa tersebut sebenarnya ada juga Kendaraan yang "beruntung" luput dari kejadian, yakni minibus Toyota Kijang Innova warna putih yang bisa "lepas" dari kecelakaan maut, padahal minibus putih tersebut berjalan beriringan dengan Bus Primajasa.
Namun nahas dialami Daihatsu Terios Putih yang kebetulan tepat di belakang Bus yang tidak bisa melakukan pengereman, akibatnya ikut menabrak dan terbakar juga di Lokasi kejadian.
Sebenarnya Terios tersebut masih juga ditabrak kendaraan lain, yakni Travel Isuzu Elf berwarna Orange kemerah-merahan.
Namun pengemudi Travel tersebut sigap setelah menabrak Terios bisa melepaskan diri dan meninggalkan lokasi sehingga tidak ikut terbakar.
Kendaraan-kendaraan lain yang juga selamat karena bisa melakukan pengereman di lokasi tersebut antara lain adalah minibus Toyota Innova Venturer/Xenix warna Putih, Toyota Innova lama warna hitam, dan Isuzu Elf lainnya berwarna Silver.
Semua kendaraan ini sigap bisa melakukan pengereman tepat di belakang Isuzu Elf pertama yang berhimpitan dengan Daihatsu Terios Putih di belakang Bus Primajasa.
Sebenarnya masih ada beberapa kendaraan lain yang mungkin berada di lokasi.
Namun, keterbatasan Dashcamam hanya merekam dalam sudut wideangle 120° di depannya.
Beruntung juga kendaraan-kendaraan lain berjarak cukup jauh atau aman di belakang kendaraan-kendaraan tersebut karena juga arus dari Cikampek ke Jakarta tidak sepadat arus mudik dari Jakarta ke Cikampek.
Sekali lagi tanpa bermaksud mendahului penyelidikan resmi, analisis Dashcam ini tentu akan sangat bisa memberikan gambaran mendekati obyektif tentang peristiwa memilukan yang terjadi di Tol Cikampek-Jakarta KM 58 tersebut.
Siapa yang salah dan benar silakan hukum yangg menentukan, tetapi setidaknya bisa diperoleh bukti otentik dari video faktual di Lokasi sebelum analisis menggunakan TAA berbasis LIDAR yang lebih akurat.
Tentu akan lebih baik lagi apabila didapatkan rekaman lebih banyak lagi dari berbagai Dashcam yang mungkin terpasang di kendaran-kendaraan yang saya sebutkan di atas, karena mereka yang terlibat langsung saat kejadian.
Jadi pelajaran berharga yang bisa didapat dari kecelakaan maut ini selain evaluasi menyeluruh kebijakan "Contraflow" yang hanya dibatasi dengan plastic-cone temporer tersebut juga imbauan pemasangan Dashcam terutama di mobil-mobil yang dipergunakan untuk mengangkut penumpang umum, misalnya travel atau bus.
Karena bilamana (kita tidak ingin kejadian sama terulang-penulis) ada kejadian serupa peranan Dash-Cam tentu akan sangat membantu pihak berwajib melakukan Analisis lebih tepat dan terinci lagi.
Merk Dashcam kini sudah banyak dipasaran misalnya PapaGo, Garmin, WayWay dan sebagainya mulai dari harga Rp 1,5 sampai 5 jutaan disertai socket untuk penyimpanan di dalam mini/SD-card yang bisa diisi sampai kapasitas tertentu.
Kesimpulannya, teknologi memang InsyaaAllah bisa sangat membantu bilamana tujuan pemasangannya dan penerapannya tepat, misalnya Dashcam di peristiwa Kecelakaan Maut KM 58 kemarin.
Namun teknologi bisa juga seperti "Kotak Pandora" yang berisi hal-hal negatif bagi manusia bila memang dibuat untuk tujuan dan aplikasi yang kurang baik, sebagaimana tulisan-tulisan saya sebelumnya tentang SIREKAP di Pemilu 2024.
At last but not least, manusia diberi akal dan pikiran oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, manfaatkanlah sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bukan kemudharatan.