Mensos Jelaskan Program PENA untuk Penerima Bansos dan Penyandang Disabilitas kepada Direktur OECD
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menggelar pertemuan bilateral dengan Direktur Pusat Pengembangan OECD Ragnheidur Elin Arnadottir
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menggelar pertemuan bilateral dengan Direktur Pusat Pengembangan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) Ragnheidur Elin Arnadottir (Ragga) serta Direktur Urusan Tenaga Kerja dan Sosial OECD Stefano Scarpetta, dalam Forum Infrastruktur OECD Rabu (10/4/2024) sore waktu Perancis.
Pertemuan tersebut berlangsung selama lebih dari satu jam.
Pertemuan dibuka oleh Direktur Ragga dengan memperkenalkan Mensos Risma kepada Direktur Stefano dan tim.
Baca juga: Mensos Risma: Hari Raya Idulfitri Momentum Penuh Kemenangan
Direktur Ragga menjelaskan Mensos Risma telah berkontribusi positif dalam banyak kegiatan Pusat Pengembangan OECD secara daring maupun secara langsung di Paris maupun di Kosta Rika, terkait dengan inklusivitas sosial, startup, global value chain, hingga Infrastruktur.
Direktur Stefano menyampaikan perkembangan proses Indonesia untuk menjadi anggota OECD, serta pentingnya mencapai standar dan konsistensi penerapannya.
Stefano berharap adanya komunikasi yang berkelanjutan antara OECD dan Indonesia.
Baca juga: Jawaban Risma Soal Pertanyaan Hakim MK Kenapa Jarang Ikut Bagi Bansos Seperti Muhadjir dan Airlangga
Mensos Risma lebih menekankan pada kemungkinan dukungan OECD dalam jangka pendek.
Untuk itu, Mensos Risma menyampaikan perkembangan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Pahlawan Ekonomi Nusantara - PENA) yang dimulai di akhir 2022 dan telah mengeluarkan 21.333 keluarga keluar dari kemiskinan yang artinya tidak lagi menjadi penerima bantuan sosial.
Mereka yang keluar dari kemiskinan termasuk lebih dari 3.500 keluarga dari penyandang disabilitas.
Sementara Direktur Ragga menyampaikan konteks mengubah pendekatan pemberian bantuan sosial menjadi pemberdayaan, pasti tidak mudah bagi Indonesia karena harus mentransformasikan pola pikir, namun juga sangat menarik.
Dia juga menyampaikan sebagai anggota, nantinya Indonesia akan mempunyai banyak sekutu untuk meningkatkan skala penanganan masalah seperti pemberdayaan PENA dan contoh-contoh penanganan terbaik yang dapat diterapkan dalam konteks keindonesiaan.
Atau bahkan pengalaman Indonesia ini, bisa menjadi contoh bagi anggota-anggota OECD nantinya.
Mengakhiri aktivitasnya di OECD, Mensos Risma memberikan cendera mata untuk Direktur Stefano serta Direktur Ragga dan staf.
Direktur Rangga juga menyampaikan akan segera menyelenggarakan aktivitas bersama di Bali, Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.