Jusuf Hamka Si Penguasa Jalan Tol Bagi-bagi THR Tapi Banjir Hujatan, Kenapa?
Viral Jusuf Hamka banjir hujatan lantaran saat bagi-bagi THR, ini karena Si Penguasa Jalan Tol itu hanya memberikan THR RP 10 ribu ke warga.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha Jusuf Hamka atau yang dikenal sebagai Penguasa Jalan Tol banjir hujatan.
Ini lantaran videonya saat membagikan THR viral dan diunggah akun Instagram @lambegosiip.
Dalam video itu, terlihat sejumlah orang mengantre untuk mendapatkan uang dari Jusuf Hamka.
Warganet menghujat lantaran kaget dengan nominal THR yang diberikan Jusuf Hamka yang dinilai sangat kecil yakni Rp 10 ribu.
Aksi dermawan Jusuf Hamka ini malah membuatnya dicibir pelit, lantaran nominal THR yang dibagikan dianggap tak sebanding dengan kekayaannya.
Bagi-bagi THR ke warga, Pengusaha Jusuf Hamka Malah Dihujat
Viral Jusuf Hamka jadi sorotan hingga banjir hujatan lantaran hanya memberikan THR RP 10 ribu ke warga.
Video Jusuf Hamka bagikan THR viral di media sosial.
Dalam video tersebut, berawal dari Jusuf Hamka disapa oleh seorang wanita.
“Bapak Harun apa kabar? Ini kan hari Imlek kok enggak ke luar negeri?,” kata seorang wanita di balik ponsel yang merekam video tersebut seperti dikutip pada Minggu (14/4/2024)
Jusuf Hamka pun mengatakan tidak liburan ke luar negeri dan memilih untuk bagi-bagi THR ke warga.
“Kita enggak usah ke luar negeri, bagi-bagi rejeki. Kadiye hayu lari (ayo ke sini lari),” kata Jusuf Hamka.
Sejumlah orang pun terlihat antusias menganter untuk mendapatkan uang dari Jusuf Hamka.
Sayangnya, warganet ramai mencibir lantaran kaget dengan nominal THR yang diberikan Jusuf Hamka yang dinilai sangat kecil yakni Rp 10 ribu.
“Imlek-Imlek enggak usah ke luar negeri ketemu saudara-saudara di sini. Imlek harus dirayakan dengan kesederhanaan berbagi,” kata Jusuf Hamka.
Bahkan ada salah satu ibu-ibu, yang menggendong anak meminta uang dua kali, namun ditolak oleh Jusuf Hamka.
Unggahan video itu pun langsung ramai cibiran dari warganet.
Sosok Jusuf Hamka
Pengusaha jalan tol Jusuf Hamka pernah viral karena menagih utang sebesar Rp 800 miliar kepada pemerintah yang sudah terbentuk sejak 1998 dan hingga kini belum juga dibayarkan kepada perusahaannyam PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).
Menurut Jusuf Hamka, utang tersebut bukan berasal dari proyek infrastruktur yang dipegang CMNP tapi deposito kepunyaan bank yakni Makmur (Bank Yama), terhitung saat krisis keuangan di tanah air berlangsung.
Berikut sosok Jusuf Hamka yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Dikenal dengan sebutan Babah Alun
Jusuf Hamka atau yang juga dikenal dengan nama Babah Alun lahir di Jakarta pada 5 Desember 1957. Selama sebagai pengusaha, pria yang kini berusia 65 tahun ini juga dikenal sebagai motivator dan politikus Partai Golongan Karya.
Jusuf Hamka merupakan bos PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP).
Perusaan tersebut ikut berperan dalam pembuatan jalan tol Cawang-Tanjung Priok.
Selain itu, ia juga menjad pengelola jalan tol di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Jusuf Hamka kerap disebut sebagai pengusaha jalan tol.
Selain di CMNP, ia juga memegang jabatan penting di beberapa perusahaan terkenal.
Misalnya menjadi komisaris utama PT Mandara Permai, Komisaris PT Indosiar Visual Mandiri, dan lainnya.
2. Bekerja di Toko Kayu
Sebelum menjadi pengusaha, Jusuf Hamka dahulu hanyalah seorang pedagang es mambo di depan Masjid Istiqlal.
Saat berjualan, ia sering kali menerima sedekah lebihan uang hasil pembelian es mambo dari pembelinya yang kebanyakan jemaah masjid.
"Saya jual es mambo, temen saya dulu omzetnya misalnya Rp 100 ribu, saya pulang bisa bawa Rp 130 ribu."
"Karena apa? orang tuh duit lebihannya 'udah ambil deh' mereka sedekah, kasih infak ke saya. Gitu," cerita Jusuf pada TribunJakarta.com, April 2021.
Pada tahun 1974, Jusuf Hamka juga pernah bekerja untuk sebuah usaha kayu di Samarinda.
Ia juga tinggal dan tidur di atas rakit. Saat tak punya uang, ia memancing ikan di dekat jamban.
"Kalau nggak punya duit, saya modal sabun saya potong, lalu saya kasih pancingan. Saya lempar pancingannya ke deket jamban. Langsung dimakan, itu namanya ikan jamban."
"Tapi ya kami lapar, kita makan. Itulah hidup. Tidur bantalnya tas travelling saya, lalu pakai kelambu. Jadi seperti ini pasti ada kerja keras," tuturnya.
Baca juga: Polisi Datangi Bengkel di Puncak Karena Getok Harga saat Lebaran, Jasa Ganti Ban Serep Rp 200 Ribu
Dalam akun Instagram-nya, @jusufhamka juga bercerita pada 1986-1989 sempat menyambi sebagai seorang sopir traktor pembuat jalan di Desa Bukuan, Kecamatan Palaran, pinggir Sungai Mahakam.
Pemilik nama Alun Joseph itu mendapatkan gaji Rp 750 ribu per bulan.
"Namun atas dasar kehendak dan dengan gerak Allah SWT, Kunfayakun, si pembuat jalan tersebut saat ini telah dipercaya pemerintah sebagai pengelola Jalan Tol di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, alhamdulillah, rezeki anak soleh," tulisnya dalam postingan Minggu (4/4/2021).
3. Jualan Nasi Kuning untuk Dhuafa dan Fakir Miskin
Jusuf Hamka juga dikenal sebagai pelopor program Warung Nasi Kuning untuk Kaum Dhuafa dan Fakir Miskin.
Program sosial itu diinisiasinya sekira Februari 2018. Saat itu, hanya dengan membayar Rp 3000, masyarakat sudah bisa menikmati satu paket nasi kuning beserta lauk pauk disertai buah dan air minum.
Adapun alasan Jusuf Hamka memilih menu nasi kuning karena pernah menemani sang ibu berjualan nasi kuning.
"Saya ingat dulu menemani ibu saya dagang nasi kuning Rp 3.000 di Samarinda. Untuk menghargai almarhumah dan bernostalgia, saya bikin nasi kuning," katanya, dikutip dari Kompas.com.
Jusuf membuka gerai pertamanya di halaman Kantor PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara.
Warung itu buka setiap hari kerja di waktu jam makan siang. Penjung pun boleh makan sepuasnya sampai kenyang.
4. Terjun di Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin
Saat gelaran Pilpres 2019, Jusuf Hamka ikut masuk dalam tim kampanye pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Ia tergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) dan menjadi Bendahara.
Namun jabatan itu tak lama diemban, sebab ia ditarik untuk membantu Agus Gumiwang Kartasasmita yang ditunjuk sebagai Menteri Sosial pada Agustus 2018
Dikutip dari Kompas.com, Jusuf Hamka pun diangkat sebagai staf khusus. Menurutnya, hal itu terjadi dua minggu setelah penunjukkan dirinya sebagai bendahara di TKN.
Dalam jabatannya sebagai staf khusus saat itu, Jusuf fokus untuk mengembangkan program Warung Nasi Kuning untuk Kaum Dhuafa dan Fakir Miskin ke seluruh Indonesia.
5. Minta Pemerintah Bayar Utang
Kini, Jusuf Hamka menagih utang pada pemerintah sebesar Rp 800 miliar. Pria yang kerap disapa Abah Alun ini menyampaikan, utang pemerintah itu bermula saat krisis keuangan tahun 1997 sampai 1998.
Kala itu, keadaan perbankan mengalami kesulitan likuditas hingga mengalami kebangkrutan. Krisis keuangan yang menerpa Indonesia saat itu, membuat berbagai perbankan mengalami kebangkrutan karena likuiditas yang tersendat.
Pemerintah pun meluncurkan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) guna membantu pembayaran kepada para penyimpan deposito atau deposan.
Dari hal itulah, hadir satu bantuan likuditas yang dikenal dengan BLBI, yang merupakan bantuan untuk bank agar bisa membayar kepada deposan-deposan.
CMNP, perusahaan milik Jusuf Hamka, mempunyai deposito di Bank Yakin Makmur (Bank Yama). Namun, tidak mendapatkan gantinya karena dianggap berafiliasi dengan Bank Yama.
"Pemerintah menganggap kita ada afiliasi karena Bank Yama yang katanya punya Mba Tutut, sedangkan Citra Marga perusahaan tbk," jelasnya.
Pada 2012, Jusuf Hamka menggugat pemerintah ke pengadilan. Hal tersebut tak lain agar mendapatkan ganti atas deposito yang belum dibayarkan itu.
Hasil saat itu, CMNP menang atas gugatannya dan pemerintah harus membayar kewajiban kepada perusahaan berserta bunganya.
Namun, sampai 2015 pemerintah belum juga membayar. Jusuf Hamka mengungkap utang pemerintah membengkak dengan bunganya menjadi Rp 400 miliar.
"Karena waktu itu pengadilan memerintahkan bayar bunganya sekalian, akhirnya sampai Rp 400 miliar sampai 2015," ujarnya.
Jusuf Hamka juga mengaku, selama delapan tahun ini sudah berusaha menagih utang ini ke Kementerian Keuangan. Namun hasilnya nihil. (tribun network/thf/Bangkapos/Tribunnews.com)