Profil Ahmad Ali, Orang Kepercayaan Surya Paloh yang Mendadak Temui Prabowo Malam Ini
Kedatangan Ahmad Ali mengejutkan wartawan yang menunggu di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah motor polisi tiba-tiba merapat ke kediaman calon presiden terpilih Prabowo Subianto, Selasa (23/4/2024) malam.
Penumpangnya bukan orang sembarangan.
Dia adalah Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem.
Kedatangan Ahmad Ali mengejutkan wartawan yang menunggu di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta.
Pasalnya Ahmad Ali tidak ada dalam agenda bertemu Prabowo malam ini.
Rencananya hanya Tim Hukum Prabowo-Gibran yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra yang akan menyambangi kediaman Prabowo.
Yang lebih mengejutkan lagi karena Partai Nasdem bukan anggota koalisi partai politik pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 ini.
Lalu siapa sebenarnya Ahmad Ali? Benarkah dia diutus sebagai juru lobi Surya Paloh untuk bertemu Prabowo?
Adakah rencana kedatangan Ahmad Ali di tengah wacana Partai Nasdem bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran?
"Urusan lain," ucap Ahmad Ali terburu-buru masuk ke dalam rumah Prabowo.
Baca juga: Surya Paloh Apresiasi Prabowo-Gibran, Sebut Nasdem Tak Otomatis Berada di Dalam Pemerintahan
Profil Singkat
Di kalangan para politisi Ahmad Ali dikenal sebagai salah satu orang kepercayaan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Jabatan Ahmad Ali bukan kaleng-kaleng sebagai orang kedua di Partai Nasdem menjabat Wakil Ketua Umum Partai Nasdem.
Ahmad Ali lahir di Wosu, Sulawesi Tengah, 16 Mei 1969.
Menuntaskan pendidikan dasar hingga SMA di kampung halamannya di Morowali, Ali menyandang gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako, Palu, pada 1997.
Sebelum terjun ke politik, Ali merupakan seorang pengusaha.
Mantan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Palu itu pernah menjabat sebagai direktur di sejumlah perusahaan.
Menurut laman resmi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, ia berpengalaman sebagai direktur PT Graha Mining Utama, PT Graha Agro Utama, PT Graha Istika Utama, dan PT Tadulako Dirgantara Travel.
Sukses sebagai pengusaha mengantarkan Ali menjadi anggota pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Sulawesi Tengah.
Tahun 2009, ia menjajal peruntungan di panggung politik dengan mengikuti pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Moroawali.
Ia berhasil lolos dan menjabat sebagai anggota DPRD Morowali periode 2009-2014.
Karier politik Ali berlanjut.
Tahun 2014, ia mengikuti pemilu anggota DPR RI dari Partai Nasdem, mewakili daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tengah.
Menyanding nomor urut 1, Ali melenggang ke Parlemen sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019, setelah mengantongi sekitar 8 persen suara dari total suara sah di dapil tersebut.
Kesuksesan kembali diraih Ali pada Pemilu 2019. Masih di bawah bendera Partai Nasdem, ia memperoleh 152.270 suara dari dapil Sulawesi Tengah dan lolos ke Senayan sebagai legislator periode 2019-2024.
Kini, Ali menjabat sebagai anggota Komisi III DPR RI yang membidangi isu hukum, hak asasi manusia (HAM), dan keamanan.
Di internal Nasdem sendiri, Ali menyandang jabatan mentereng.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Provinsi Sulawesi Tengah periode 2013-2018.
Lalu sejak November 2019 hingga saat ini, ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum partai pimpinan Surya Paloh itu.
Ali juga pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi Nasdem di DPR RI sebelum digantikan oleh Roberth Rouw pada Februari 2022.
Harta Kekayaan Ahmad Ali
Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 31 Desember 2022, Ahmad Ali memiliki harta kekayaan sebesar Rp 132,5 miliar.
Dikutip dari e-LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jumlah itu di antaranya terdiri dari 47 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Selatan, hingga Australia. Nilainya mencapai Rp 64.108.948.660.
Ali juga memiliki 11 unit mobil dan satu unit road bike yang jika ditotal angkanya sebesar Rp 10.601.500.000.
Selain itu, Ali tercatat memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 5.150.000.000, surat berharaga Rp 6.720.000.000, kas dan setara kas Rp 87.014.982.992, dan harta lainnya Rp 2.320.000.000.
Dikurangi utang sebesar Rp 43.387.437.341, total harta kekayaan Ali menurut LHKPN terbaru yakni Rp 132.527.994.311.
Jumlah tersebut meningkat sekitar Rp 35 miliar dibandingkan LHKPN yang dilaporkan Ali pada 31 Desember 2021 yakni Rp 97.924.386.081.
Penulis: Igman/Hasa