Indonesia Berpotensi Jadi Negara Maju karena Bonus Demografi, Sektor Kesehatan Punya Peran Penting
Diharapkan rencana induk kesehatan segera selesai, sehingga dijadikan pedoman pelaksanaan program kesehatan di pusat, daerah dan sektor swasta.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
"Stunting akhir tahun kemarin angkanya masih 21,5 persen sudah turun, tapi seharusnya Kita mencapai 14 persen. Tapi saya hitung ini tidak mudah, untuk mengatasinya program ini harus terintegrasi" kata Presiden.
Selain stunting, persoalan yang menjadi sorotan adalah tingginya angka Kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM).
Presiden menyebut tiga penyakit PTM yang menyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia.
Yakni penyakit stroke sebanyak 330 ribuan kasus Kematian, penyakit jantung sekitar 300 ribu kematian dan kanker juga mencapai 300 ribu kasus Kematian.
Lebih lanjut Presiden mengatakan, persoalan lain yang juga besar di kesehatan adalah ketersedian tenaga kesehatan.
Saat ini jumlah dokter dan dokter Spesialis di Indonesia masih kurang dimana rasionya hanya 0,47 dan menempati urutan 147 di dunia.
Presiden juga menyoroti masih tingginya Masyarakat Indonesia yang berobat keluar negeri.
Menurutnya hampir satu juta warga negara Indonesia yang memilih untuk berobat ke luar negeri dibanding di dalam negeri.
Secara hitungan ekonomi negara kehilangan sekitar Rp 180 triliuan setiap tahunnya.
Terkait kesedian bahan baku obat juga menjadi catatan, dimana 90 persen masih impor.
Sementara untuk alat-alat kesehatan 52 persen juga masih didatangkan dari luar negeri.
" Untuk alat kesehatan itu tidak apa, tapi jangan sampai jarum, selang dan alat infus kita masih impor juga, jangan, kita harus produksi sendiri," tutup Presiden.