Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKS Tidak Terikat dengan Anies Baswedan

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi menyatakan tidak akan mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in PKS Tidak Terikat dengan Anies Baswedan
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsyi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi menyatakan tidak akan mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Menurutnya, PKS tidak terikat dengan Anies apalagi perolehan suara mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah 25 persen untuk nasional.

“Dia harus jadi Bapak Bangsa. Tapi kita lihat nanti situasi terakhir kayak apa,” katanya dalam wawancara dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Kantor Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Habib Aboe menilai bahwa Pilkada memerlukan kerjasama partai politik.

Baca juga: Presiden PKS Ungkap Wacana Usung Kembali Anies di Pilgub DKI 2024 Akan Dibahas Internal

Belum tentu PKS bisa tanpa PDI misalnya di Maluku atau tanpa PAN.

“Kalau PKB, NasDem, dan PKS kan punya nostalgia emosional selama 75 hari. Mungkin lebih terangkat kepemampuan untuk menyatunya,” paparnya

Lanjutan wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Habib Aboe Bakar:

Berita Rekomendasi

Pak Habib, tentu setelah ini partai-partai berpikir mengenai Pilkada 2024. Kalau boleh disampaikan apa sih sebenarnya syarat-syarat dan kriteria buat PKS untuk memberikan support kepada calon-calon kepala daerah ini?

Yang pertama dia harus punya visi misi ke depan untuk membangun PKS itu sendiri. Itu pastinya.

Baru kepentingan ini. Jadi dia gimana rasa perhatiannya kepada PKS. Karena PKS visi misi itu sangat jelas untuk membangun bangsa. Dia harus menyesuaikan dengan visi misi PKS.

Tapi tidak harus kader?

Tidak. Tidak harus kader. Kita lepas siapa yang bisa berkomitmen. Dan dia punya kualitas, punya kapabikitas, dan punya kemampuan untuk mengorganisasi lapangan dengan kemampuan isi tas yang layak. Kalau nggak berat, gimana mau menang. Apalagi Pilpres menang, nggak ada apa-apa. Sabar dulu.

Bib, kalau nanti di dalam Pilkada tentu konfigurasi koalisinya tidak sama dengan Pilpres. Betul nggak itu?

Ya.

Jadi lebih cair?

Kita harus lebih cair. Tidak harus mencerminkan koalisinya. Belum tentu kita dengan nasional dengan PKB.

Belum tentu kita juga tidak dengan Golkar dan tidak dengan PDIP dan lainnya. Cuma misalkan Jakarta. Ini Anies nih.

Nies, ente sudah berapa kali? Sudah cukup. Sekarang giliran Anda memperhatikan kader PKS kira-kira gitu sekarang.

Tapi kita lihat, politik ini kan dinamik. Obrolan, dialog, situasi berkembang dan sebagainya.

Jadi Pak Anies ini nggak mungkin di (dukung)?

Bos, Anies sudah 25 persen suara nasional. Dia harus jadi Bapak Bangsa. Tapi kita lihat nanti situasi terakhir kayak apa.

PKS dalam politik itu siap beradaptasi dengan segala macam situasi. Jadi dinamis ya? Dinamis. Jadi belum tertutup lah.

Jadi Pak Anies Baseedan jangan kecewa dulu ya?

Jangan. Ada sih kecewanya. Karena Pak Syaiku sudah ngomong. Hari ini giliran Pak Anies membantu. Memunculkan kader PKS. Itu sudah disampaikan.

Bib, kalau boleh cerita. Di antara seluruh wilayah ini yang menjadi prioritas, dan Menjadi perhatian utama dari PKS?

Banten, Jawa Barat, Jakarta. Baru Jawa Tengah, Jawa Timur. Jadi ada ring. Iya dong.

Itu basis-basis kursi. Cuma kita juga tidak seindah warna aslinya kecuali Jakarta.

Jakarta kita oke lah. 18 naik 2 lah. Itu pun sudah jadi lumayan lah.

Bib, kalau boleh cerita ini. Apa yang dihadapi PKS? Kendala yang dihadapi PKS selama Pilpres dan Pileg kemarin?

Begini, kedala yang paling pokok. Kenapa logistiknya? Ya, karena politik di Indonesia sekarang ini logistik itu menjadi hal yang sangat kebutuhan pokok. Bukan tidak bisa idealis dan gagasan visi-visi tanpa logistik yang cukup.

Tidak dipakai sama Rakyat. Rakyat kita di ngeri sekarang pragmatis. Anda pinter, jago, apa coba, Ngomong dah pinter, tidak bawa apa-apa. Wasalam.

Betul. Tapi bagaimana, Ada kaedah sebenarnya dalam Islam itu.

Ini sebenarnya kaedah kampanye ujungnya. Kata Rasulullah s.a.w. Sebarkan salam. Jadi sebarkan salam.

Wasilul arham. Selahturahmikan mereka. Tatap wajah. Tatap wajah mereka. Dalam Pilkada, Pileg, Pilpres, sebagainya. Tatap wajah menentukan suara.

You ga tatap wajah,dianggap tidak datang. Silahturahmi.

Kasih makanan apa kek, Pepaya, jeruk, singkong. Mau amplopin berapa. Itu bukan masalah amplopnya. Artinya ada yang dihadiahkan. Itu macam pemimpin tidak bawa apa-apa. Siapa sampaikan.

Baru doakan dia. Malam doakan. Masyarakat Kalsel, Ayolah, bantulah begini. Bantulah. Masyarakat Jawa Barat, Masyarakat Pandeglang. Begitulah.

Kalo boleh tau ini. Bagaimanapun PKS atau kadernya. Atau orang yang didukung Harus menang di daerah-daerah prioritas. Biasanya apa yang dilakukan. Untuk mencapai hal itu?

Jadi kita ada tim. Kita ada tim. Ada tim dalam pilkada ini kan Ya, 545.

Jadi kebayang tim ini harus dibuat dari tingkat pusat. Dari tingkat daerah sama tingkat pusat. Jadi setiap calon Pak.

Jadi kita siapkan. Mereka mendaftar. Memberikan visi-misinya. Kesiapan untuk operasional kita. Untuk memenangkan. Bukan mahar itu, Jangan ngomong mahar. Ini biaya operasional untuk ente menang.

Itu diterima oleh KPK, BPK. Kalimat itu diterima.

Bukan urusan mahar ya? 

Anda mau maju terus nggak bawa apa-apa. Mau ngapain. Bawa lah. Biaya operasional. Anda menang ini perlu begini, begini, begini. Bukan mahal. Itu diterima Pak oleh KPK. Dari dalam laporan keuangan kita itu. Makanya nggak kena, Setelah itu visi-misi disiapkan. Kesiapan dan sebagainya. Kita nggak menyiapkan hanya satu calon. Ada beberapa calon.

Dua, tiga calon. Nanti dilihat. Nanti ada tim independen lagi di DPP.

Yang untuk finishing itu nanti di dialogkan detail. Kesiapan semuanya.

Itu nanti penentu akhirnya siapa?

DPP lah. Dengan timnya.

Itu nanti akan memutuskan siapa yang akan lolos dari seluruh proses itu?

Yang dapat rekomendasi. Yang dapat rekomendasi. Dapat rekomendasi dari PKS.

Pak, Pilkada ini tidak bisa tanpa kerjasama partai-partai. Belum tentu kami bisa tanpa PDI. Kalau misalkan di Maluku. Atau tanpa PAN. Kalau di Maluku. Atau dimana kita misalkan. Nggak bisa tanpa dengan partai PKB Di Jawa Tengah. Nggak bisa. Maka disitulah kita perlu saling mendukung.

PKB, NASDEM, dan PKS. Ini punya nostalgia emosional selama 75 hari. Nah mungkin lebih terangkat kepemampuan untuk menyatunya.

Kan PKS bisa menjadi gubernur dalam dua periode di Jawa Barat. Siapa kira-kira yang mau disiapkan?

Kita siapkan orangnya. Kita siapkan banyak kader-kader kita yang sudah kita siapkan. Kita akan umumkan pada waktunya. Termasuk Jakarta. Kita nggak terikat dengan Anies.

Kader kita banyak. Nah ini kan dialog ini akan berujung pada sejauh mana otak-atik dalam silahturahmi sesama pantai.

Makan siang lalat beluntas.
Lebih nikmat dengan sambal pedas. Mari pilih kepada daerah yang berkualitas. Agar rakyat tak sekedar jadi komoditas.

Bib, ini di penghujung ngobrol kita. Silahkan Beb menyampaikan kepada masyarakat pembaca kita terkait dengan konfigurasi ataupun situasi ke depan karena yang jelas Pak Prabowo akan jadi presiden Gibran Rakabuming akan menjadi wakil presiden. Silahkan Bib?

Jadi ya buat PKS ini kami siap dengan situasi sekarang ini dengan diputuskannya MK, kita ikut kontribusi pemerintah. Di dalam ataupun di luar. Sama mulianya

Tapi memang lucu kalau sebuah negara tidak ada yang bisa check in balansis. Sebuah keanehan. Jadi marilah kita bekerja ke depan, kita bangun bangsa ini, kita lupakan dengan kelelahan-kelelahan yang menjadi catatan demokrasi kita perbaiki.

Kita ke depan, kita dukung baik-baik kepemimpinan yang baru ini semoga menjadi sebuah hal yang lebih baik untuk rakyat dan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera, lebih adil lebih makmur. Kesian rakyat. Ini ekonomi bukan enak makin kesini, makin berat.

Makin berat. Jangan nanti hanya berputar harta benda itu hanya orang-orang kaya aja. Jangan.

Biarkanlah dia merata kepada rakyat. Jangan di daerah-daerah yang menghasilkan mineral. Mineralnya dia hanya 1-2-3 orang aja yang menghasilkan rakyatnya kena debung.

Ini juga permasalahan. Di sini dibutuhkan kepemimpinan yang wise. Negarawan yang memikirkan rakyat lebih penting daripada kepentingan kelompoknya. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas