Said Iqbal Ungkap Harapan Untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran: Outsourcing Jangan Jadi Masif
Said Iqbal menyampaikan harapannya kepada pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan dilantik pada Oktober 2024 mendatang.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan harapannya kepada pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan dilantik pada Oktober 2024 mendatang.
Kata dia, pemerintahan baru tersebut harus memperhatikan keseimbangan bagi hak-hak dan kesejahteraan buruh.
"Karena itu yang kami minta tentang keseimbangan, dimana hak-hak buruh kesejahteraan buruh tetap harus jadi prioritas, penyeimbang bagi pemerintah, tentu kami berkepentingan untuk menyampaikan itu di perayaaan May Day," kata Said Iqbal dalam jumpa pers di Stadion Madya, Kawasan GBK, Senayan, Rabu (1/5/2024).
Satu yang menjadi fokus buruh kata Said Iqbal yakni soal penerapan sistem outsourcing atau pihak ketiga bagi para tenaga kerja.
Kata dia, seharusnya mekanisme outsourcing itu tidak menjadi masif perkembangannya serta soal inflasi ekonomi yang dimana berpengaruh pada upah para pekerja.
"Outsourcing kami harap tidak jadi masif dan Upah tidak di bawah inflasi. inflasi 2,8 persen tp upah naiknya hanya 1,58 persen itu tidak adil oleh karena itu perlu ada keseimbangan," ujar dia.
Baca juga: Hari Buruh: Menaker Ida Ngaku Bersama Pekerja Berjuang Tolak Upah Murah, Ideal UMP Jakarta Rp7 Juta
Dalam kesempatan tersebut, Said juga menaruh fokus pada terpilihnya Prabowo-Gibran dalam pilpres.
Kata dia, dengan berakhirnya sengkarut pilpres maka mulai saat ini, pemerintah harus bisa mencatatkan suatu kebijakan yang bisa memajukan kebagian para buruh.
"Bagi buruh indonesia kedepan adalah tentang cerita dari sebuah buku indonesia yang ingin kita tulis kemajuan kebahagian dan kesejahteraan," kata dia.
Baca juga: Kapolri: Buruh adalah Motor Penggerak Pembangunan
Sebagai informasi, sebelum menggelar May Day Fiesta, serikat buruh telah terlebih dahulu melaksanakan aksi damai di sekitaran Monas tepatnya di patung kuda.
Dalam tuntutannya mereka meminta hapus outsourcing serta tolak upah murah (hostum). Mereka mendesak agar pemerintah bisa lebih merasakan penderitaan buruh dan menyejahterakan para pekerja.