Curhatan Habiburokhman soal Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Akui Kadang Ditertawakan Pengamat
Niat Prabowo untuk membuat Presidential Club kadang-kadang ditertawakan pengamat, namun Habiburokhman agar masyarakat optimis terkait rencana ini
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Tiara Shelavie
![Curhatan Habiburokhman soal Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Akui Kadang Ditertawakan Pengamat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presidential-club-dd.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan kadang-kadang niat baik Presiden 2024 terpilih Prabowo Subianto, ditertawakan pengamat politik.
Termasuk salah satunya adalah niat untuk membuat Presidential Club bagi para pemimpin Indonesia terdahulu.
Menurut Habiburokhman, seharusnya sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus optimis demi bersatunya para pemimpin bangsa.
Apalagi demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia ke depan.
Habiburokhman berharap masyakarat tidak membuat panas situasi yang sudah berlalu.
Hal itu disampaikan Habiburokhman saat ditemui di Kompleks Parlemen, DPR MPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).
"Saya pikir kita semua harus optimistis jangan justru kita manas-manasin 'wah ini gak ketemu ga bakal ketemu' kadang-kadang ada pengamat yang begitu juga metertawakan ide tersebut."
"(Mereka para pengamat mengatakan) Ibu Mega nggak mungkin ketemu Pak SBY, ibu Mega nggak mungkin ketemu Pak Jokowi," kata Habiburokhman.
Terkit rencana itu, Habiburokhman pun meminta dukungan kepada seluruh pihak untuk tidak menjadi pemantik hambatan terciptanya niat baik ini.
Terutama mengungkit hubungan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Dukung Pembentukan Presidential Club, Gibran Respons Wanti-wanti Potensi Tumpang Tindih Wantimpres
Habiburokhman berharap ketegangan politik yang pernah terjadi antara ketiga tokoh itu, dapat diredam bersama.
Menurut Habiburokhman, sejatinya hubungan antara SBY dan Jokowi dengan Megawati harusnya sudah selesai.
Selanjutnya, harap Habiburokhman, ketiganya bisa kembali bersatu dalam tujuan bersama dengan saling memberikan masukan dan gagasan.
"Menurut saya yasudah lah ya, yang kemarin kita biarkan, dinamika yang kemarin terjadi memang harus terjadi tapi saat ini dan ke depan kita kedepankan persatuan kita saling mengedepankan semangat untuk merangkul," ujar Habiburokhman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.