Khofifah Cerita Dua Kali Kalah Pilgub Jawa Timur Lawan Pakde Karwo, Gugatannya Tumbang di MK
Khofifah bercerita kekalahannya pertama terjadi pada Pilgub Jatim 2008 yang lalu. Saat itu, ia tumbang dari pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa bercerita dua kali kalah dalam pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur (Jatim) melawan Soekarwo alias Pakde Karwo.
Bahkan, gugatannya ke Mahkamah Konstitusi (MK) juga harus mengalami kekalahan.
Hal itu disampaikan Khofifah saat memberikan sambutan dalam acara Bimtek dan Rakornas Pilkada PAN di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2024).
Khofifah bercerita kekalahannya pertama terjadi pada Pilgub Jatim 2008 yang lalu.
Baca juga: Cak Imin Didorong Maju Pilgub Jatim, Dewan Syura PKB: Kader Harus Fokus Kawal Sengketa Pilpres di MK
Saat itu, ia tumbang dari pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf.
"Saya merasa justru (kekalahan) yang pertama itu net working di Jatim sangat kuat dan ya pada saat itu sempat 125 bunga papan ucapan selamat sudah," kata Khofifah.
Kekalahan kedua terjadi pilgub Jawa Timur 2013 yang lalu.
Dalam kedua kekalahannya itu, Khofifah pun melakukan gugatan ke MK yang akhirnya ditolak oleh hakim.
"Ada proses-proses mungkin belum pernah terjadi proses di MK, itu sampai dua kali, itu juga panjang sekali tapi ya, Allah belum kasih pada saat itu," katanya.
Meskipun kalah dua kali dari Pakde Karwo, Khofifah mengaku tidak pernah mengganggu pemerintahan rivalnya tersebut.
Bahkan, ia berani memastikan tidak pernah mengganggu pemenang saat itu.
Baca juga: Maju Pilgub Jatim 2024, Khofifah Minta Restu ke Jemaah Muslimat NU se-Besuki Raya
"Saya rasa kalau kita mau mencari jejak digital saya kontestasi pertama, kontestasi kedua, dengan proses yang begitu panjang saya rasa tidak akan menemukan jejak digital di mana saya misalnya melakukan sesuatu kepada pemenang, insyallah tidak ada itu," katanya.
"Karena saya selalu melihat bahwa Allah akan memberikan yang terbaik pada saatnya yang kita tidak tahu saatnya itu kapan," ujarnya.