Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Hal Janggal Sebelum Kecelakaan Bus di Subang, Penjelasan Saksi Mata hingga Polisi

Ditemukan sejumlah kejanggalan pada bus Putera Fajar sebelum mengalami kecelakaan di Ciater Subang akhir pekan lalu.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in 6 Hal Janggal Sebelum Kecelakaan Bus di Subang, Penjelasan Saksi Mata hingga Polisi
Tribun Jabar/Deanza Falevi
Petugas mengevakuasi bus pariwisata maut PO Trans Putera Fajar pengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, yang mengalami kecelakaan di tanjakan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu malam, 11 Mei 2024. Bus tersebut bermerek Hino bermesin depan tipe AK1JRKA milik PT Jaya Guna Hage dengan nomor polisi wilayah Wonogiri, Jawa Tengah, AD 7524 OG. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih terus melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan bus Pariwisata Putera Fajar yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Jalan Raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) petang.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast mengatakan saat ini penyebab kecelakaan masih menunggu dari hasil olah TKP dengan metode Traffic Accident Analysist (TAA).

"Penyebab pasti kecelakaan masih menunggu hasil tim olah TKP dengan metode TAA yang telah dilakukan pada hari Minggu kemarin," kata Jules saat dihubungi, Senin (13/5/2024).

Hasil pemeriksaan TAA akan keluar paling lama tiga hari ke depan.

Seperti diketahui, akibat kecelakaan itu 11 orang tewas yang terdiri dari 9 siswa, 1 guru, dan 1 warga lokal.

Berikut dirangkum Tribunnews.com, sejumlah kejanggalan atau keanehan terkait kecelakana bus tersebut.

1. Lampunya Mati

Berita Rekomendasi

Saksi mata menyebut saat melintas di Jalan Raya Ciater yang menurun, Bus Putera Fajar lampunya mati dan hanya menyalakan lampu hazard, diduga bus mengalami mati mesin.

Bus yang melaju tak terkendali sempat menabrak minibus kemudian tergelincir dan menabrak sejumlah motor dari arah berlawanan.

"Kelihatannya lampunya mati cuma lampu hazard menyala," ujar Sandi dikutip dari Kompas.TV.

2.  Uji Kir Kadaluwarsa

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan status uji kir bus pariwisata PO Trans Putera Fajar berplat nomor Wonogiri AD 7524 OG yang mengalami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023.

Selain itu bus maut PO Trans Putera Fajar saat mengalami kecelakaan di Subang juga tidak memiliki izin angkutan.

"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Baca juga: Obrolan dan Pesan Terakhir Guru-Siswa SMK Lingga Kencana, Korban Tewas Kecelakaan Bus di Subang

3. Bus Sempat Diperbaiki

Adewiah, seorang saksi mata dalam kecelakaan bus itu, melihat kondektur sempat memperbaiki bus sebelum berangkat.

Adewiah adalah seorang guru yang mendampingi para siswa SMK Lingga Kencana di dalam bus Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan pada Sabtu malam, (11/5/2024), pukul 18.48 WIB itu. 

Dia tidak mengetahui bus itu mengalami masalah apa.

Akan tetapi, Adewiah menyebut kondektur memperbaiki mobil saat jam istirahat untuk makan malam.

"Kata anak-anak yang melihat memperbaiki mobil tersebut. Kondektur memperbaiki di bagian rem, diduga remnya blong," ujar Adewiaah di Puskesmas Palasari pada Minggu dini hari, (12/5/2024), dikutip dari Tribun Jabar.

4. Mesin Bus Bermasalah

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Subang, Asep Setia Permana, juga menyebut bus mengalami permasalahan.

"Jadi informasi yang kami dapat bahwa bus tersebut sempat mengalami permasalahan pada mesin saat berhenti di salah satu warung," kata Asep, Minggu (12/5/2024).

Asep mengatakan menurut keterangan para saksi, mesin bus sempat tak terdengar menyala.

Di samping itu, lampu utama dan klakson juga disebut mengalami masalah.

"Selain itu, keterangan saksi mata juga melihat sebelum kejadian mesin bus terdengar tidak menyala, hanya lampu hazard saja yang dinyalakan, lampu utama tidak nyala hingga klakson tidak terdengar," katanya.

Asep menyebut bus pembawa rombongan SMK itu sudah tua dan beroperasi sejak tahun 2006.

5. Oli Bus Sempat Bocor

Satu diantara korban selamatdalam kecelakaan itu adalah Fahmi Fahrururzi, siswa SMK Lingga Kencana.

Fahmi menyebut kecelakaan terjadi setelah bus berserta rombongan beristirahat di sebuah rumah makan di Ciater.

Ia menyebut bus sempat mengalami bocor oli saat tengah beristirahat.

"Bus saya ini mesinnya diperiksa, katanya olinya cuma bocor. Habis itu saya pergi disuruh salat sama guru saya," ujar Fahmi, dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (12/5/2024).

Namun tak lama berselang, bus mengalami  kecelakaan ketika melintas di jalan turunan curam.

Siswa yang berada di dalam bus pun berteriak histeris hingga mengucapkan takbir.

"Enggak lama kita siap-siap, enggak jauh dari situ awalnya pelan aman. Ada turunan curam lagi, enggak ada rem, rem blong," papar Fahmi.

"Semua anak-anak teriak, istigfar, teriak Allahu Akbar, enggak lama jatuh terguling (busnya)."

6.  Tidak Ada Jejak Rem

Polisi tidak menemukan jejak rem di lokasi kecelakaan.

"Jadi, kalau kami lihat dari TKP yang ada, ini tidak ada jejak rem dari bus tersebut," kata Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Aan Suhanan usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Minggu (12/5/2024).

Menurut dia yang ada adalah  bekas ban dimana satu bagian diduga ban kanan.

Aan mengatakan, temuan hasil olah TKP itu perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan apakah penyebab peristiwa itu akibat rem blong atau ada faktor lainnya.

"Ini tidak ada jejak rem sama sekali. Artinya, ini perlu kami selidiki ya. Kenapa tidak ada jejak rem, apakah remnya tidak berfungsi atau pengemudi panik dan sebagainya," katanya.

Sumber: Tribunnews.com/Tribun Jabar.com/Kompas.TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas