Obrolan dan Pesan Terakhir Guru-Siswa SMK Lingga Kencana, Korban Tewas Kecelakaan Bus di Subang
Pihak keluarga mengungkapkan pesan terakhir Suprayogi, guru SMK Lingga Kencana yang jadi korban kecelakaan bus di Subang, pada Sabtu (11/5/2
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pihak keluarga mengungkap obrolan dan pesan terakhir sejumlah korban kecelakaan bus di Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024).
Diketahui, sebanyak 11 orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana, Depok.
Dari total yang meninggal, ada guru hingga siswa-siswi SMK.
Pihak keluarga pun tak menyangka anggota keluarganya turut menjadi korban dalam kecelakaan itu.
Seperti Zaenal Arifin, adik dari Suprayogi (guru SMK Lingga Kencana yang jadi korban kecelakaan).
Suprayogi rupanya sempat menyampaikan pesan terakhir kepada sang adik, Zaenal.
Namun, Zaenal mengaku tak menyangka pesan yang diterima dari kakak tpada 14 April lalu menjadi pesan terakhirnya.
"Ada tapi saya enggak sadar (itu pesan terakhir), dia memberi pesan tanggal 14 April kemarin 'tolong lah tengok rumahmu'," kata Zenal ketika ditemui di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024).
Zenal memiliki rumah yang lokasinya dekat dengan rumah Suprayogi.
Meski demikian, Zaenal mengatakan, dirinya kebanyakan menghabiskan waktu di Jakarta sehingga rumahnya itu kosong.
Dikutip dari Kompas.com, Zaenal tak menyangka, pesan yang disampaikan Suprayogi menjadi tanda-tanda kepergiannya.
Baca juga: VIDEO REKAMAN Maut Kecelakaan Bus Wisata SMK Lingga Kencana, Terdengar Takbir hingga Tangisan
Di sisi lain, Zaenal menceritakan, Suprayogi juga mengajak istrinya dalam kegiatan study tour itu.
Kabarnya istri dari Suprayogi selamat.
"Katanya luka berat. Tapi, saya belum tahu persis, karena kita masih miss komunikasinya ini," cerita Zaenal.
"Iya, dibawa ke rumah mungkin kalau ada pihak keluarga yang mau lihat, kita mandikan enggak lama mungkin langsung dimakamkan," katanya.
Rencananya, jenazah Suprayogi akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang lokasinya kurang lebih berjarak 500 meter dari SMK Lingga Kencana Depok.
Saimun Ungkap Obrolan Terakhir dengan Putrinya
Korban lain dalam kecelakaan bus di Subang, yakni Desi Yulianti.
Anak semata wayang dari pasangan Saimun dan Masdewati ini, meninggal dunia dalam musibah kecelakaan pada Sabtu, kemarin.
Orang tua dari Desi, yakni Saimun tak tak menyangka pada Sabtu kemarin, adalah waktu terakhir terakhir dirinya berkomunikasi dengan Desi.
Saimun pun hanya bisa pasrah menerima takdir.
Saimun dan istri mengaku, sempat merasakan firasat aneh sebelum mendapatkan kabar putrinya meninggal.
Menurut Saimun, tak biasanya ia dan istrinya tiba-tiba merasa kenyang saat baru menyuap nasi.
"Saya makan bersama istri sebelum pukul 17.30 WIB. Tiba-tiba kami dua merasa kenyang. Makanan kami tidak habis," jelas Saimun.
Sebelum kejadian, Saimun juga menyebut, ia dan sang anak sempat berkomunikasi.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, obrolan terakhir dengan Desi itu, adalah memberikan kabar sedang makan di rest area.
"Kemarin pukul 17.30 WIB sempat komunikasi dengan Desi. Katanya mereka lagi makan di rest area Tangkuban Perahu. Setelah itu handphone-nya tidak aktif," ungkapnya.
Saimun menjelaskan, ia mendapatkan informasi kecelakaan yang dialami Desi dan teman-temannya sekira pukul 22.00 WIB.
"Tadi malam (Sabtu) dapat kabar soal kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana pukul 22.00 WIB," kata Saimun di Rawadenok, Minggu (12/5/2024).
Saimun langsung berangkat ke Subang mencari anaknya.
Sebab, ia penasaran tidak melihat data Desi (Desi) sebagai korban di Puskesmas dan RSUD Subang.
"Saya pergi ke Subang bersama mobil keluarga. Di sana saya baru tahu Desi jadi korban meninggal," ucapnya.
Cerita Rosdiana saat Pertemuan Terakhir dengan Sang Anak
Duka mendalam juga dialami Ibu Kandung Mahesya, Rosdiana.
Rosdiana harus kehilangan sosok anaknya yang dinilai baik dan mudah bergaul dengan siapa pun di lingkungan sekitar.
Rumah Mahesya Putra (18) menjadi korban kecelakaan bus maut di Ciater, Subang, di Jalan Parungbingung, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat.
Mahaesya merupakan anak paling besar dan bakal menjadi tulang punggung keluarga jika sudah bekerja nanti.
"Dia bilang kalau sudah lulus mau kuliah, mau kerja mau bahagiakan keluarganya," katanya, Minggu, dilansir TribunnewsDepok.com.
Baca juga: Polri Tunggu Hasil Olah TKP untuk Pastikan Penyebab Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Subang
Tak Ada Gelagat Aneh
Lebih lanjut, Rosdiana mengungkapkan, sebelum berangkat acara perpisahan sekolah di Bandung tidak ada gelagat yang mencurigakan.
Mahesya juga tidak menitipkan pesan apapun kepada ibunya.
"Cuma saya bilang ke dia, enggak bisa ngasih ongkos banyak, dia bilang cukup ga ya bu, dia mau belikan oleh-oleh buat adiknya," tegasnya.
"Dia itu orangnya semangat buat kejar cita-citanya, enggak neko-neko anaknya. Enggak minta apa-apa. Apa adanya saja," lanjutnya.
Diketahui, kecelakaan Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG, melibatkan mobil Daihatsu Feroza D 1455 VCD, serta 3 motor, terjadi pada Sabtu (11/4/2024).
Sebanyak 11 orang menjadi korban jiwa dalam insiden ini.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Jules Abraham Abast, mengatakan Bus Trans Putera Fajar saat itu sedang melaju dari arah selatan menuju utara.
Setibanya di lokasi dengan medan jalan menurun, bus dilaporkan oleng ke kanan.
Kemudian, bus itu menabrak mobil Daihatsu Feroza D 1455 VCD serta sejumlah motor di lokasi kejadian.
"Saat melaju pada jalan yang menurun, oleng ke kanan menabrak kendaraan Feroza dari arah berlawanan."
"Kemudian terguling miring ke kiri, posisi ban kiri di atas dan terselusur sehingga menabrak tiga kendaraan jenis R2 yang terparkir di bahu jalan," kata Jules Abraham dalam keterangannya.
Daftar korban meninggal dunia
- Suprayogi, Jakarta 14 Juni 1961, (guru)
- Intan Rahmawati, (siswi SMK Lingga Kencana)
- Desi Yulianti, Depok 31 Juli 2005, (siswi SMK Lingga Kencana)
- Robiatul Adawiyah, Depok 15 Februari 2005, (siswi SMK Lingga Kencana)
- Ade Nabila Angraini, Depok 13 Januari 2004, (siswi SMK Lingga Kencana)
- Mahesya Putra, Depok 14 Mei 2005, (siswa SMK Lingga Kencana)
- Tiara, 18 tahun, (siswi SMK Lingga Kencana)
- Ahmad Fauzi, 19 tahun, (siswa SMK Lingga Kencana)
- Intan Fauziah, 19 tahun, (siswi SMK Lingga Kencana)
- Dimas, 17 tahun, (siswi SMK Lingga Kencana)
- Raka, 21th, laki-laki (pemotor yang ditabrak bus)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Firasat Aneh Ayah Sebelum Putri Semata Wayang Tewas Kecelakaan, Obrolan Terakhir Siswi SMK Terkuak
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Theresia Felisiani, TribunnewsBogor.com/Damanhuri)