Peringatan 26 Tahun Reformasi, Para Aktivis 1998 Tampilkan Nisan dan Nama Korban Pelanggaran HAM
Mustar Bona Ventura mengatakan nisan tersebut jika dijejerkan jaraknya mungkin dari Merak Banten hingga ke Surabaya, Jawa Timur.
Penulis: Erik S
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Ubedilah mengatakan, Indonesia memiliki cita-cita besar selepas reformasi, yakni ingin memiliki demokrasi yang berkualitas.
“Tetapi hari ini demokrasi kita memburuk,” ujar Ubedilah.
“Demokrasi yang cacat dan cacatnya makin parah karena kekuasaan dengan seluruh instrumennya mempraktikkan kekuasaan yang mengabaikan etika, mengabaikan Undang-Undang UU), memanipulasi UU bahkan kemudian juga memanipulasi UUD 1945,” katanya lagi.
Demokrasi makin memburuk itu, menurut Ubedilah, juga ditunjukkan melalui indeks kebebasan sipil yang skornya hanya 5,59. Selain itu, indeks hak asasi manusia (HAM) Indonesia skornya hanya 3,2.
“Angka pertumbuhan ekonomi kita stagnan hanya lima persen. Angka kemiskinan bertambah, bahkan ada 9,9 juta gen z pengangguran. Ini kan persoalan yang sangat serius,” kata Ubedilah
Dalam rangkaian acara tersebut, akan ada napak tilas kekejaman Orde Baru berupa pamera 2.000 tengkorak - 1.000 Nisan dan Pameran Foto pada 21 Mei sampai 23 Mei di Jl Diponegoro nomor 72, Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.