Rakernas V PDIP, Megawati: Saya Sekarang Provokator demi Kebenaran dan Keadilan
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengaku tak masalah disebut sebagai provokator, Jumat (24/5/2024).
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Febri Prasetyo
"Nanti katanya Bu Mega provokator, ya, sekarang saya provokator demi kebenaran dan keadilan. Enak wae (enak saja). Ngerti kan? Ngerti kan yang dimaksud, yaudah," ucapnya.
Megawati mengatakan kalau dirinya tak bersikap tegas, maka PDIP akan diremehkan, badan banteng akan dipanah terus-menerus.
"Kenapa tho? Kan malah anak-anak saya sendiri bilang, 'Kok Ibu Ketum sekarang berubah ya tukang ngamuk aja'. Eh, enak saja. Kalau gak diamukin, udah dipanahin melulu badannya bantengnya. Keok, tahu nggak."
"Makanya kalau ibu marah, ibu dicium-ciumlah, karena apa? Pasti menang," ucapnya.
Adapun Rakernas V PDIP dilaksanakan pada 24-26 Mei 2024.
Rakernas V PDIP mengangkat tema "Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang" dengan subtema "Kekuatan Kesatuan Rakyat, Jalan Kebenaran yang Berjaya".
Hal-hal yang Akan Dibahas dalam Rakernas
1. Evaluasi Hasil Pileg dan Pilpres 2024
Rakernas V PDIP menjadi momentum untuk mengevaluasi hasil Pileg dan Pilpres 2024.
2. Merumuskan Sikap Politik
Tak hanya itu di Rakernas V tersebut, PDIP juga akan merumuskan sikap politik partai terkait konsolidasi menghadapi Pilkada Serentak 2024.
PDIP juga membahas dinamika politik nasional dan internasional, serta isu-isu pokok rakyat.
3. Strategi Pemenangan
Rakernas V PDIP juga akan membahas strategi pemenangan Pilkada serentak yang akan berlangsung pada November 2024.
“Secara intens untuk merumuskan sikap-sikap politik partai berkait dengan konsolidasi partai di dalam menghadapi Pilkada serentak, sikap politik terkait dengan situasi dan dinamika politik nasional dan internasional, sikap politik terhadap berbagai persoalan pokok rakyat yang jelas direspon oleh PDI Perjuangan dan juga akan disampaikan sikap politik yang berkaitan dengan tantangan-tantangan demokrasi yang akan datang,” ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, mengutip Kompas TV.