Kurikulum Khusus Berbasis Kompetensi Dibutuhkan untuk Cegah Gen Z jadi Pengangguran
Badan Pusat Statistik mencatat sebanyak 10 juta pengangguran dari Generasi Z, untuk itu dibutuhkan kurikulum khusus.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Pemerintah, kata Agustinus, dalam hal ini bisa menggandeng kampus untuk memberikan intervensi berupa pelatihan maupun pemberdayaan, kepada para tenaga kerja yang belum terserap lapangan kerja.
"Pemerintah bisa mendorong supaya mereka tidak menganggur dengan program-program yang bisa kita sinergikan. Apakah pelatihan, pengayaan soal wirausaha, dan sebagainya . Saya kira banyak hal yang bisa dilakukan terhadap lulusan yang belum bekerja ini," ujarnya.
Sementara itu, Kepala LLDikti III Toni Toharudin, mengapresiasi Untar dalam upata mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan aktif dalam penyelenggaraan program pendidikan.
Menurut Toni, dalam upaya mencetak SDM unggul, kampus pun didorong untuk tidak hanya mencetak mahasiswa yang memiliki kecerdasan kompetensi keilmuan. Namun, para Lulusannya juga sudah sepatutnya dibekali kemampuan soft skill guna menunjang kompetensi mereka di dunia kerja.
"Soft skill ini berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, kolaborasi, dan leadership. Itu sangat penting untuk diberikan kepada para mahasiswa kita," kata Toni.
Pada wisuda ke-83 Untar, terdapat 2.055 wisudawan yang terdiri dari 1.649 lulusan program sarjana, dan 406 lulusan program Profesi, Magister, dan Doktor.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.