Jurus Ngeles SYL Soal Umrah dan Kurban Pakai Uang Kementan, Dinas ke LN Habiskan Miliaran Rupiah
Eks Mentan SYL kerap beralibi atau ngeles ketika menanggapi soal umrah dan kurban pakai uang Kementan serta Dinas ke LN habiskan miliaran rupiah.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) kerap pakai jurus ngeles di persidangan.
Khususnya saat memberikan tanggapannya dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi dan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan), seperti yang digelar Senin (27/5/2024).
Dalam pernyataannya, SYL menyebut kegiatan umrah hingga kurban yang dilakukannya selama menjabat di Kementan dan menggunakan dana Kementan bertujuan untuk mendekatkan anak buahnya dengan Tuhan.
SYL juga memastikan kunjungan dinasnya ke beberapa negara yang menghabiskan miliaran rupiah itu bertujuan untuk kepentingan bangsa.
Ekonomi Terancam Jadi Tameng SYL Soal Perjalanan Dinas ke Luar Negeri
Mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) memberikan pembelaan soal kunjungannya ke luar negeri dalam rangka pekerjaan di Kementerian Pertanian (Kementan).
SYL mengungkapkan hal itu saat Majelis Hakim memberinya kesempatan untuk menangapi keterangan para saksi di persidangan.
Diketahui dalam sidang kali ini, jaksa menghadirkan sejumlah saksi di antaranya Protokol Menteri Pertanian, Rininta Octarani; Staf Biro Umum dan Pengadaan/ Panitera Staf Khusus Mentan, Rio Nugraha; Ketua Tim Ketatausahaan Sekjen dan Staf Ahli Menteri, Firmansyah.
Kemudian Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementan, Zulkifli; Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian, Fadjry Djufry; Kepala Bagian Umum Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bekti Subagja.
Selanjutnya, Direktur PT Haka Cipta Loka dan CV Haka Loka, Hendra Putra; serta Direktur CV Maksima Selaras Budi, Fajar Noviansyah.
Baca juga: Stafsus Ungkap SYL Minta 200 Paket Sembako untuk Acara Organisasi Sayap Nasdem
Pemeriksaan delapan saksi ini merupakan lanjutan dari agenda sidang yang belum rampung pada pekan lalu.
Dalam tanggapannya, SYL mengungkapkan kondisi perekonomian di Indonesia sedang tidak baik saat itu, sehingga diperlukan perjalanan dinas.
"Sebenarnya ini memang karena ada suasana dan kondisi Indonesia yang tidak seperti yang kita rasakan hari ini, bapak. Itu suasana mencekam, ekonomi terancam," ujar SYL dalam persidangan Senin (27/5/2024).
SYL Sebut Perjalanan Dinas Diskresi Menteri untuk Kepentingan Rakyat
Dia juga menyinggung soal dampak dari kinerjanya, termasuk melalui perjalanan dinas ke luar negeri.
Menurutnya pertumbuhan di Kementan cenderung tinggi dibanding kementerian lain saat itu.