Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apakah Orang yang akan Berkurban saat Idul Adha Wajib Puasa Tarwiyah dan Arafah? Ini Penjelasannya

Begini penjelasan mengenai hukum bagi orang yang hendak berkurban saat Idul Adha, apakah wajib puasa Tarwiyah dan Arafah atau tidak.

Penulis: Rifqah
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Apakah Orang yang akan Berkurban saat Idul Adha Wajib Puasa Tarwiyah dan Arafah? Ini Penjelasannya
vecteezy.com
ILUSTRASI Hari Raya Idul Adha - Begini penjelasan mengenai hukum bagi orang yang hendak berkurban saat Idul Adha, apakah wajib puasa Tarwiyah dan Arafah atau tidak. 

TRIBUNNEWS.COM - Menjelang Hari Raya Idul Adha 2024, terdapat sejumlah puasa sunah yang dianjurkan bagi umat Islam.

Adapun, pemerintah Indonesia telah resmi menetapkan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah ini jatuh pada Senin (17/6/2024).

Puasa Sunah itu dianjurkan untuk dilaksanakan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, menjelang Idul Adha.

Sederet puasa tersebut adalah puasa Dzulhijjan, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah.

Hukum puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah ini adalah sunah, yakni apabila dikerjakan mendapat pahala, tapi jika tidak dilaksanakan tidak mendapatkan dosa.

Namun, sebagian masyarakat mempercayai, bagi seseorang yang ingin berkurban saat Idul Adha harus melakukan puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Lantas, apakah benar seseorang yang ingin berkurban di Idul Adha wajib puasa Tarwiyah dan Arafah tersebut?

Berita Rekomendasi

Dikutip dari laman bali.kemenag.go.id, di sebagian daerah memang mempercayai keharusan berpuasa itu bagi orang yang hendak berkurban saat Idul Adha.

Namun, nyatanya puasa Tarwiyah dan Arafah bagi orang yang hendak berkurban itu tidak diharuskan.

Berpuasa pada 8 dan 9 Dzulhijjah tersebut hanya bersifat sunah.

Jadi, hukumnya tidak wajib untuk berpuasa, baik bagi mereka yang hendak berkurban saat Idul Adha atau lainnya.

Baca juga: Hari Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Beda Sehari, Puasa Arafah Dilakukan Kapan?

Maka dari itu, kepercayaan mengenai keharusan berpuasa Tarwiyah dan Arafah bagi orang yang ingin berkurban itu dianggap kepercayaan yang tidak berdasar.

Pasalnya, meskipun tidak berpuasa pada waktu tersebut, kurbannya tetap sah.

Hanya saja, tidak mendapatkan keutamaan dari puasa sunah Tarwiyah dan Arafah itu.

Jadwal Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah

Berikut jadwal lengkap puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, dikutip dari babel.kemenag.go.id:

  • Tanggal 1 Dzulhijjah (8 Juni 2024)

Kutamaan: Allah mengampuni Nabi Adam AS di Arafah, maka yang berpuasa di hari itu akan diampuni dosa-dosanya.

  • Tanggal 2 Dzulhijjah (9 Juni 2024)

Kutamaan: Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun, maka orang yang berpuasa di hari itu sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa maksiat.

  • Tanggal 3 Dzulhijjah (10 Juni 2024)

Kutamaan: Allah SWT mengabulkan doa Nabi Zakariya AS, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dikabulkan doanya.

  • Tanggal 4 Dzulhijjah (11 Juni 2024)

Kutamaan: Nabi Isa AS dilahirkan, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihilangkan kesusahan dan dikumpulkan bersama orang mulia di hari kiamat.

  • Tanggal 5 Dzulhijjah (12 Juni 2024)

Kutamaan: Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya, maka orang yang berpuasa di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.

  • Tanggal 6 Dzulhijjah (13 Juni 2024)

Kutamaan: Allah membukakan pintu kebaikan semua nabi, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dipandang Allah dengan penuh rahmat dan kasih sayang.

  • Tanggal 7 Dzulhijjah (14 Juni 2024)

Kutamaan: Pintu neraka jahanam dikunci dan tidak akan dibuka sebelum berakhir pada 10 Dzulhijjah, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihindarkan dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran dan dibukakan 30 pintu kemudahan untuknya.

  • Tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyah - 15 Juni 2024)

Kutamaan: Keistimewaan puasa Tarwiyah adalah menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.

  • Tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah - 16 Juni 2024)

Khusus untuk Puasa Arafah, keutamannya adalah mendatangkan kemuliaan bagi yang menjalankannya, antara lain:

  • Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.
  • Bertambah harta.
  • Dijamin kehidupan rumah tangganya.
  • Dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu.
  • Dilipatgandakan amal dan ibadahnya.
  • Dimudahkan kematiannya.
  • Diterangi kuburnya selama di alam Barzah.
  • Diberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
  • Diselamatkan dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.

Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah

1. Niat puasa tanggal 1-7 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.”

2. Niat puasa tanggal 8-9 Dzulhijjah

a. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”

b. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”

(Tribunnews.com/Rifqah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas