Kantong Plastik Warna Hitam Jangan Dijadikan Wadah Daging Hewan Kurban, Bisa Penyebab Kanker
Sebagian besar kresek berasal dari daur ulang plastik dari limbah bekas produk, bahan kimia, pestisida maupun kotoran hewan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang Idul Adha, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan agar tas plastik atau kantong kresek berkelir hitam tidak digunakan wadah daging kurban yang akan dibagikan kepada masyarakat.
Pihaknya mengimbau panitia kurban bisa menggunakan wadah lain seperti daun maupun besek dengan tetap memastikan kebersihan daging sapi atau kambung tersebut.
"Kami imbau untuk tidak menggunakan kantong kresek, pakai wadah lain yang tetap dijaga kebersihannya," ujar Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Noorman Effendi saat dihubungi Tribun, Senin (10/6).
Sudah sejak tahun 2009 BPOM terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak menggunakan kantong kresek berkelir hitam sebagai wadah daging, lantaran ada risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan dari cara pembungkusan daging tersebut.
Baca juga: Doa Menyembelih Hewan Kurban: Huruf Latin dan Terjemahan
Disebutkan bahwa sebagian besar kresek berasal dari daur ulang plastik dari limbah bekas produk, bahan kimia, pestisida maupun kotoran hewan dan manusia alias tidak higenis.
Selain itu ada kandungan karbon pada tas plastik berkelir hitam yang dinilai dapat menyebabkan penyakit ketika menempel di makanan. Seperti kanker, gangguan hati, gangguan ginjal,dan gangguan syaraf.
Terlebih untuk makanan basah dan lembab. Bukan hanya berlaku pada daging kurban saja melainkan juga untuk semua makanan. Agar lebih aman dan higienis disarankan untuk membungkus daging qurban dengan plastik yang berwarna putih atau bening.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi juga membagikan tips sehat penanganan daging kurban saat Hari Raya Idul Adha.
Pertama, pastikan hewan yang akan dijadikan kurban dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit.
"Hewannya harus bebas dari penyakit antraks, penyakit kuku dan mulut. Selain itu sudah mendapatkan vaksinasi jadi hewan sehat," ujar Nadia.
Kedua, pastikan ruangan atau tempat pengelolaan produk hewan juga dibersihkan dengan baik dan gunakan disinfektan. Ketiga, untuk orang yang menangani kurban, jangan lupa alat pelindung diri (APD) dan sarung tangan.
Jangan lupa, sesudah cuci tangan menggunakan sabun dan mandi. Kebersihan individu setelah mengelola produk hewan juga harus terjaga.
Ganti baju jika ada cipratan darah. Cuci baju yang terkena cipratan hewan secara terpisah dengan pakaian lainnya.
Keempat, perhatikan pembuangan limbah APD, sarung tangan dan masker petugas pemotongan kurban.
"Perhatikan pembuangan limbah lainnya seperti APD, sarung tangan dan masker sesuai prosedurnya," tutupnya. (Tribun Network/ais/rin/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.