Punya Budaya Pengarsipan Audiovisual yang Kuat, Solo Tuan Rumah Konferensi ke-28 SEAPAVAA
Konferensi ke-28 South East Asia – Pacific Audio Visual Archive Association (SEAPAVAA) yang mengangkat tema Navigating New Horizons in Audiovisual.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
Peserta konferensi juga mengunjungi Galeri Lokananta.
Saat ini Lokananta menjadi destinasi cagar budaya musik Indonesia yang berbentuk galeri dan terdiri atas ruang pamer permanen dan temporer.
Pada ruang pamer permanen terdiri dari ruang pamer Lini Masa, Gamelan, Diskografi, Bengawan Solo, Aneka Nada, dan Proklamasi.
Kemudian peserta mengikuti welcome dinner yang dilaksanakan atas kolaborasi ANRI dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).
Pada kesempatan ini, Deputi Bidang Pengembangan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Mariana Ginting menyampaikan bahwa pemilihan Solo sebagai tempat konferensi menjadi kota yang sangat tepat karena kota Solo memiliki sejarah yang luar biasa panjang dan sudah berdiri sejak 1745.
Solo menjadi pusat kesenian dan budaya Indonesia seperti arca, wayang kulit, naskah-naskah dan batik.
Solo juga memiliki sejarah yang memiliki keterkaitan dengan konferensi ini.
Solo menjadi kota pertama yang memiliki studio rekaman.
Menjadi napak tilas kebangkitan industri audio, penyelamatan arsip audiovisual yang dimiliki Indonesia.
Melalui konferensi ini, diharapkan mengunggah produsen arsip audiovisual yang memiliki nilai sejarah, untuk dilestarikan dan diselamatkan.
Sebagai informasi, konferensi yang berlangsung dari tanggal 9 hingga 14 Juni 2024 ini terdiri dari beberapa kegiatan,yaitu Pertemuan Dewan Eksekutif, Lokakarya, Simposium, Sidang Umum, Kunjungan Kelembagaan dan Kunjungan Budaya.
Konferensi dihadiri lebih dari seratus peserta dan delegasi internasional yang berasal dari 21 negara, antara lain Amerika Serikat, Barbados, Belanda, Perancis, Inggris, India, China, Republik Korea, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Myanmar, Vietnam, TimorLeste, Australia, Selandia Baru, Samoa, Kepulauan Solomon, dan Kiribati.
Baca juga: Program Aglomerasi Solo Raya Dibahas dalam Pertemuan Kadin dan Gusti Bhre
Selain peserta internasional, konferensi juga diikuti 150 peserta dari Indonesia yang sebagian besar merupakan arsiparis dari lembaga kearsipan daerah, unit kearsipan kementerian/lembaga, lembaga kearsipan perguruan tinggi, lembaga penyiaran televisi dan radio, serta komunitas kearsipan audio- visual non-pemerintah.