Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemendikbudristek: Kearifan Lokal Masyarakat Adat jadi Benteng Kedaulatan Pangan

Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek nilai kearifan lokal masyarakat adat hal penting dalam kedaulatan pangan

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Kemendikbudristek: Kearifan Lokal Masyarakat Adat jadi Benteng Kedaulatan Pangan
istimewa
Ilustrasi kearifan lokal dan budaya. Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul Hadi menilai kearifan lokal masyarakat adat menjadi hal penting dalam kedaulatan pangan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul Hadi menilai kearifan lokal masyarakat adat menjadi hal penting dalam kedaulatan pangan.

Kemendikbudristek menggelar Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) di Nusa Tenggara Timur untuk meningkatkan peran kearifan lokal.

Dirinya berharap SLKL dapat menjadi awal dan motor penggerak dari gerakan kedaulatan pangan nasional.

“Kearifan lokal masyarakat adat merupakan benteng kedaulatan pangan yang berkaitan dengan pelestarian alam, membangun keterikatan dengan alam melalui berbagai ritual, dan pelestarian beragam obyek pemajuan kebudayaan lainnya,” ujar Sjamsul melalui keterangan tertulis, Sabtu (29/6/2024).

SLKL tahun ini difokuskan pada penguatan kedaulatan dan ketahanan pangan berbasis kearifan lokal di pulau-pulau kecil wilayah Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: KH Yusnar Mengatakan Kebiasaan Yang Sarat Kearifan Lokal Perlu Mendapat Apresiasi

Sjamsul mengatakan SLKL bertujuan untuk membangun pengelolaan pengetahuan tentang budaya, keragaman dan ketahanan pangan sebagai pembelajaran bersama masyarakat adat untuk mengurangi ketergantungan pada pangan non-lokal.

Lalu merekam proses belajar bersama masyarakat adat tentang pentingnya upaya pemajuan budaya khususnya yang terkait sumber pangan lokal di wilayah NTT.

Berita Rekomendasi

“Hal ini akan kita angkat menjadi model kedaulatan pangan bagi daerah lain di Indonesia,” ujarnya.

SLKL tahun ini melibatkan sebanyak 65 orang Pandu Budaya terpilih dari 13 pulau di tiga Kabupaten di NTT, yaitu Kab. Flores Timur (Pulau Adonara, Pulau Solor dan Larantuka), Kab. Alor (Alor, Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Ternate dan Pulau Buaya) dan Kab. Sikka (Pulau Kojadoi, Pulau Parumaan, Pulau Pemana, Sikka daratan, dan Pulau Palue).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas