Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arnod Sihite Soroti Tata Kelola BUMN Perlu Pembenahan Serius

Arnod Sihite menyoroti tata kelola BUMN yang belakangan makin menjadi sorotan publik, termasuk kasus terakhir terkait temuan Badan Pemeriksa Keuangan

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Arnod Sihite Soroti Tata Kelola BUMN Perlu Pembenahan Serius
ist
Wakil Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Arnod Sihite. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum KSPSI Pimpinan Yorrys Raweyai, Arnod Sihite menyoroti tata kelola BUMN yang belakangan makin menjadi sorotan publik, termasuk kasus terakhir terkait temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal pinjaman online (pinjol) di tubuh PT Indofarma Tbk (INAF).

Arnod menilai BUMN perlu pembenahan tata kelola yang serius.

BUMN yang diharapakan jadi tulung punggung penyokong APBN jangan sampai justru menggerogoti APBN.

"Makin ke sini cerita tentang BUMN merugi, banyak masalah ya ujungnya di tata kelola yang buruk termasuk SDM yang ada di dalamnya. Ini harus jadi catatan serius semua pihak terutama pemerintah dan DPR RI. Kasus Indofarma hanya satu yang terungkap dari sekian banyak soal di internal BUMN kita," papar Arnod.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Percetakan dan Penerbitan dan Media Informasi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PP FSP PPMI–KSPSI) itu menegaskan BUMN yang terus mengalami kerugian dibubarkan saja sehingga tidak terus-menerus jadi beban Negara.

"Kita kan berharap BUMN jadi sumber pendapatan APBN. Kenapa malah jadi malapetaka untuk APBN? Dari sisi ini saja sudah seharusnya dievaluasi secara serius. Tidak bisa berdiam saja," tegasnya.

Hal lain yang perlu jadi perhatian saat ini dalam rangka tata kelola BUMN adalah adanya rangkap jabatan di hampir semua BUMN utamanya pada level komisaris.
Hal ini membuat kondisi BUMN tidak bisa bersaing di tengah kompetisi global yang semakin dinamis.

Berita Rekomendasi

"Kalau pengelolaannya masih seperti ini ya jangan terlalu berharap banyak pada BUMN kita. Rangkap jabatan komisaris di hampir semua BUMN itu sangat memalukan dan bukan contoh dalam rangka tata kelola perusahaan yang baik. Harus ada evaluasi serius," tukasnya.

Maka itu Arnod juga menitipkan pada pemerintahan baru Prabowo-Gibran agar menjadikan BUMN sebagai sektor prioritas yang harus dievaluasi sehingga ke depan BUMN bisa dikelola dengan lebih baik lagi.

Baca juga: Penjelasan Bos Holding BUMN Farmasi Soal Temuan Fraud di Indofarma, Ada Utang Pinjol

"Kita ingin agar BUMN itu kompetitif, dan sesuai dengan tujuan utamanya memastikan program pemerintah berjalan baik sembari memberi keuntungan untuk meningkatkan pendapatan negara. Harus kembali ke relnya semula," pungkas Arnod.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas