Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Tujuan Terkait

Mantan Mendikbud M Nuh Tekankan Pentingnya Kebijakan Afirmasi dalam Dunia Pendidikan Tinggi

Mantan Mendikbud Mohammad Nuh menekankan pentingnya afirmasi dalam dunia pendidikan, ini disampaikan saat RDPU bersama Komisi X DPR, Selasa hari ini.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Mantan Mendikbud M Nuh Tekankan Pentingnya Kebijakan Afirmasi dalam Dunia Pendidikan Tinggi
Reynas Abdila/Tribunnews.com
Mohammad Nuh. Mohammad Nuh, menekankan pentingnya afirmasi dalam dunia pendidikan. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi X DPR, pada Selasa (2/7/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, menekankan pentingnya afirmasi dalam dunia pendidikan.

Hal itu disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi X DPR, pada Selasa (2/7/2024).

Awalnya, M Nuh memaparkan tiga agenda utama dalam dunia pendidikan yakni meningkatkan akses, kualitas dan relevansi.

"Meningkatkan akses, bagaimana seluruh anak bangsa bisa mendapatkan sekolah atau layanan pendidikan, kalau sudah dapat itu kualitasnya bagus, kalau kualitasnya bagus itu relevan dengan kehidupan, jadi tiga itu," kata M Nuh di Ruang Rapat Komisi X DPR, Senayan, Jakarta.

"Yang penting itu akses sekarang yang tadi disampaikan oleh pak Dede Yusuf (Wakil Ketua Komisi X DPR), mengenai UKT dan seterusnya itu related dengan akses," imbuhnya.

Sehingga menurutnya, dalam melayani pendidikan itu yang terpenting adalah memformulasikan kebijakan afirmasi.

Sebab, jika kebijakan mengarah kepada persamaan, maka ada lapisan masyarakat bawah yang tidak bisa mendapatkan layanan pendidikan.

Panitia Kerja (Panja) Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR, menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan para mantan Menteri Pendidikan.
Panitia Kerja (Panja) Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR, menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan para mantan Menteri Pendidikan. (Tribunnews.com/Chaerul Umam)
Berita Rekomendasi

"Dalam melayani pendidikan itu bukan equality, karena itu hak tetapi equity. Sehingga kalau semuanya disubsidi yang sama ada anak yang tak bisa menikmati pendidikan itu sehingga ada afirmasi ada eqity, yang tak punya ya didobelin kursinya begutu, sehingga dia bisa melihat," ucapnya.

"Sehingga kalau kita bicara akses rumusnya sekolahnya ada kampusnya ada yaitu ketersediaan dan ketrerjangkauan. Meksipun sekolahnya ada kampusnya ada dan dia tinggal dekat sekolah itu tapi kalau bayarnya mahal, tak terjangkau ya tak bisa sekolah juga. Kita tidak mengatakan gratis tapi terjangkau," tandasnya.

Adapun pembahasan rapat pada hari ini yakni ada dua.

Pertama, pandangan terhadap arah kebijakan pendidikan nasionalsaat ini dan ke depan.

Kedua, pandangan dan gagasan reformulasi anggaran fungsi pendidikan (alokasi sebarannya ke K/L).

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas