PDNS Diretas, Menkopolhukam Klaim Pelayanan Publik saat Ini Sudah Berjalan Normal
Hadi Tjahjanto klaim pelayanan publik saat ini sudah berjalan normal setelah sebelumnya Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 dibobol oleh hacker.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menkopolhukam Hadi Tjahjanto mengklaim pelayanan publik saat ini sudah berjalan normal setelah sebelumnya Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 dibobol oleh hacker.
“Untuk pelayanan masyarakat yang menggunakan digital, per 1 Juli kemarin sudah berjalan normal,” kata Hadi dalam jumpa pers di kantornya, Jumat (5/6/2024).
“Layanan sudah bisa dirasakan oleh masyarakat, walaupun kami terus meningkatkan kemampuan,” sambungnya.
Lebih lanjut, hingga saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan kemampuan Pusat Data Nasional (PDN) sebagai pengganti PDNS 2 untuk bisa memiliki kemampuan pencadangan data berganda.
“Pemerintah saat ini terus meningkatkan kemampuan PDN pengganti PDNS 2 di Surabaya untuk bisa memiliki kemampuan back up berganda, back up berlapis dengan pengamanan yang baik, sekarang terus dilakukan,” tuturnya.
Belakangan, ramai dibahas Pusat Data Nasional (PDN) yang mengalami serangan siber ransomware.
Serangan itu sampai melumpuhkan beberapa layanan penting pemerintah.
Baca juga: Puan Maharani soal PDN Diretas: Kalau Menterinya Tak Maksimal, Presiden Bisa Evaluasi
Unit Layanan Terpadu (ULT) Kemendikbudristek dalam Instagram resminya @ult.kemdikbud menyatakan 47 domain layanan Kemendikbudristek terdampak gangguan PDN.
Domain ini termasuk Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) hingga bantuan pendidikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Layanan imigrasi bandara juga terganggu oleh serangan ini. Akibatnya, layanan sempat kembali ke layanan manual
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengungkapkan gangguan Pusat Data Nasional akibat serangan ransomware jenis brain cipher berdasarkan hasil penyelidikan. Serangan ini merupakan pengembangan dari ransomware LockBit.
Baca juga: DPR Meradang Kominfo hingga BSSN Saling Lempar Tanggung Jawab soal Tak Ada Back Up Data PDN
"Insiden Pusat Data Sementara ini adalah Branchiper ransomware. Ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware, ini adalah yang terbaru berdasarkan dari sample forensik BSSN," kata Hisna di Kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).
Hisna menyampaikan BSSN sudah berkoordinasi dengan polisi untuk menyelidiki kasus tersebut.
Namun, pihaknya terkendala barang bukti karena serangannya mengenskripsi data.