Pengamat Sebut Semuel Seperti Dijadikan Tumbal hingga Sosok Ismail Plt Dirjen Aptika yang Baru
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansah mengatakan Semuel seperti dijadikan tumbal imbas diretasnya Pusat Data Nasional (PDN).
Editor: Dewi Agustina
"Nah, karena semua ada waktunya, inilah waktu saya untuk berpisah. Dan ini saya menyatakan bahwa pertanggal 1 Juli kemarin, saya sudah mengajukan pengunduran diri saya secara lisan dan suratnya sudah saya serahkan kemarin kepada Menteri Kominko," sambungnya.
Dirinya menjelaskan secara singkat, pengunduran dirinya dari kursi jabatan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika merupakan buntut dari permasalahan error-nya Pusat Data Nasional, dan dimana hingga kini PDN belum pulih sepenuhnya.
Baca juga: Sosok Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kominfo yang Mundur Imbas Serangan Ransomware PDN
Adapun, PDN sendiri secara teknis berada dalam lingkup kerja Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika.
"Sebagai jujur pengampu dalam proses transformasi pemerintahan secara teknis. Jadi saya mengambil tanggung jawab ini secara moral dan saya menyatakan harusnya selesai di saya. Karena ini adalah masalah yang harusnya saya tangani dengan baik," pungkasnya.
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika memiliki tugas pokok menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penatakelolaan aplikasi informatika.
Jokowi Tanggapi Desakan Budi Arie Mundur
Presiden Joko Widodo memberikan tanggapan soal desakan agar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mundur dari jabatannya.
Desakan mundur tersebut menyusul peretasan terhadap sistem pusat data nasional
(PDN) yang hingga saat ini belum dapat dipulihkan sepenuhnya.
Menurut Presiden, semua hal terkait peretasan PDN sudah dievaluasi, termasuk tuntutan agar Budi Arie mundur.
"Semuanya sudah dievaluasi," ujar Jokowi.
Kepala Negara juga menuturkan, peretasan terhadap sistem sudah dievaluasi secara
keseluruhan.
Menurut Presiden, peretasan terhadap sistem PDN tak boleh lagi terulang.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menekankan agar seluruh data nasional memiliki back-up (penyimpanan cadangan).
"Ya sudah kita evaluasi semuanya. Yang paling penting semuanya harus dicarikan
solusinya agar tidak terjadi lagi, di back up semua data nasional kita," ungkap Jokowi.
"Sehingga kalau ada kejadian kita tidak terkaget-kaget," tegasnya.