Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banggar DPR Harap Proyek 'Kejar Tayang' Pemerintah Tak Jadi Beban Prabowo

Said Abdullah meminta pemerintah mempertimbangkan ulang pelaksanaan proyek-proyek yang tidak terlalu signifikan menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonom

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Banggar DPR Harap Proyek 'Kejar Tayang' Pemerintah Tak Jadi Beban Prabowo
Tribunnews.com/ Fersianus Waku
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/6/2023). 

"Kenapa business confidence kita rendah dibanding negara peers? Sebab kita belum bisa keluar dari berbagai problema struktural (ekonomi biaya tinggi, ketidakpastian kebijakan, rentang birokrasi yang berbelit, tenaga kerja skil rendah, menurunnya demokrasi, dan persepsi korupsi, dan lain-lain)," ucap Said.

Padahal, kata Said, dengan konfidensi bisnis yang sangat baik, akan menjadi modal bagi pemerintah dan BI mengelola kebijakan makro, terutama suku bunga dan nilai tukar.

Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa mencermati laporan realisasi semester 1 tahun 2024, pendapatan negara mencapai Rp 1.320,7 triliun atau 47 persen dari target APBN 2024.

Said menegaskan, capaian ini cukup meyakinkan untuk mencapai target hingga akhir tahun.

Hanya saja, pemerintah perlu mewaspadai realisasi penerimaan perpajakan lebih rendah dibanding periode yang sama di tahun lalu.

"Penerimaan perpajakan mencapai Rp 1.028 triliun atau hanya 44,5 persen dari target, padahal semester 1 tahun 2023 mencapai 56,4 persen," ucap Said.

Said mengungkapkan, pada semester 1 tahun 2024, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.398 triliun atau 42 persen dari target APBN 2024.

BERITA REKOMENDASI

"Pimpinan Banggar DPR mengapresiasi kedisiplinan bendahara negara dalam mengelola belanja negara, setidaknya akselaratif dengan realisasi pendapatan negara di tahun berjalan," ungkapnya.

Said pun meminta pemerintah berhati-hati, sebab prognosis defisit APBN lebih besar dari target APBN 2024.

Dia menjelaskan, UU APBN 2024 merencanakan defisit sebesar 2,29 persen PDB atau Rp 522,8 triliun.

Namun, prognosis defisit hingga akhir tahun berpotensi mencapai 2,7 persen PDB setara Rp 609,7 triliun.

"Hal ini terjadi lantaran potensi pembengkakan belanja negara dari rencana Rp 3.325,1 menjadi Rp 3.412,2 triliun," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas