Solusi Menjawab Tantangan Digitalisasi Program JKN melalui Healthkathon BPJS Kesehatan 2024
BPJS Kesehatan kembali mengajak semua pihak, mulai dari inovator, developer, praktisi teknologi informasi hingga masyarakat umum untuk menciptakan sol
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPJS Kesehatan kembali mengajak semua pihak, mulai dari inovator, developer, praktisi teknologi informasi hingga masyarakat umum untuk menciptakan solusi kreatif dan aplikatif dalam meningkatkan kualitas layanan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Melalui ajang Healthkathon BPJS Kesehatan tahun 2024, harapannya bisa berkontribusi dalam memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi peserta JKN dalam mengakses layanan kesehatan.
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan mengatakan kemajuan teknologi memberikan pengaruh terhadap ekspektasi mutu layanan peserta JKN.
Baca juga: Cegah Penyalahgunaan Identitas, BPJS Kesehatan Kenalkan Layanan Face Recognition
Dengan jumlah peserta yang terus meningkat, data yang besar dan kompleks, jaringan yang sangat luas, sistem keamanan siber yang handal, serta tuntutan peserta dan stakeholder untuk peningkatan mutu layanan, Edwin merasa BPJS Kesehatan juga turut ambil peran untuk menciptakan solusi yang efektif dengan melibatkan teknologi informasi agar Program JKN tetap dapat sustain.
"Kami menyadari bahwa teknologi digital memiliki peran yang sangat penting dalam transformasi layanan kesehatan. Melalui kompetisi ini, kami berharap dapat menemukan inovasi-inovasi baru yang dapat membantu BPJS Kesehatan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat," kata Edwin saat membuka Grand Launching Healthkathon: Building the Future of Digital Ecosystem, Rabu (10/7/2024).
Kompetisi Healthkathon tahun ini terdapat tiga kategori yang dikompetisikan, yaitu cyber security yang terdiri dari Capture The Flag dan Pentest, Artificial Intelligence dan Innovation System yang dapat diikuti oleh masyarakat umum.
Edwin menilai bahwa ajang Healthkathon BPJS Kesehatan tahun 2024 bukan soal kompetisi dan memenangkan hadiah, namun tentang proses pembelajaran, eksplorasi, dan menghadirkan solusi yang inovatif bagi berbagai tantangan yang dihadapi di bidang pelayanan kesehatan di Indonesia.
“BPJS Kesehatan juga berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan ini sebagai bentuk pembinaan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk berkompetisi dan mempublikasi inovasinya. Harapan kami, kita tetap dapat berkolaborasi untuk membangun ekosistem digital khususnya yang mendukung peningkatan layanan kepada peserta JKN,” tambah Edwin.
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Penjaminan Penyakit Jantung, Tembus Puluhan Triliun Rupiah
Bagi para calon peserta yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi tersebut, calon peserta dapat mengunggah ide kreatifnya mulai bulan Juli hingga September 2024. Selanjutnya, untuk babak seleksi, penjurian akan dilakukan di bulan Oktober sampai November 2024. Untuk informasi persyaratan pendaftaran, calon peserta dapat mengakses melalui akun resmi media sosial BPJS Kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut, dilanjutkan dengan sesi webinar yang dihadiri praktisi yang ahli di bidang teknologi informasi. Co-Founder Feedloop AI, Muhammad Ajie Santika menyebut dengan adanya degenerativ AI di transformasi digital pada pelayanan kesehatan, akan memberikan peningkatan. Menurutnya, dengan adanya bantuan digitalisasi melalui sistem aplikasi yang terintegrasi bisa menjawab tantangan yang dihadapi, khususnya di bidang pelayanan kesehatan.
Ia menyebut, hadirnya teknologi AI juga diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan yang terdapat di pelayanan kesehatan. Menurutnya, adanya teknologi AI juga bisa memberikan dampak positif, apabila menggunakannya dengan benar, memanfaatkannya dengan tepat.
"Sehingga ini bisa diukur manfaatnya, karena semuanya akan terlihat dan bisa dicek terkait dengan dampak yang akan ditimbulkan," tambah Ajie.
Sementara itu, Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (FORMASI), Gildas Deograt Lumy menambahkan tantangan selanjutnya terjadi dalam dunia digital adalah keamanan data. Ia menegaskan, tingkat keamanan dapat dikatakan bagus apabila memiliki empat komponen yang saling terintegrasi satu sama lain.
"Kalau keamanannya mau bagus, empat komponen harus saling terintegrasi. Kami juga telah membuat konsep agar setiap fungsi kontrol dapat saling berkesinambungan, diantaranya ada secure design, secure development, secure operation, dan secure incident management," jelas Gildas.
Baca juga: BPJS Kesehatan Luncurkan Buku Catatan Perjalanan 10 Tahun Program JKN
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.