Wawancara Eksklusif Abdul Wahid Gerindra: Prabowo Tak Akan Ditunggangi Jokowi
Politikus Partai Gerindra Abdul Wahid nilai sosok Presiden Terpilih Prabowo Subianto memiliki prinsip yang sangat kuat tidak bakal ditunggangi Jokowi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Gerindra Abdul Wahid menilai sosok Presiden Terpilih Prabowo Subianto memiliki prinsip yang sangat kuat dalam dirinya.
Hal itu menjawab tudingan Prabowo Subianto akan ditunggangi oleh Presiden Joko Widodo yang akan lengser Oktober 2024.
"Sepengetahuan saya, Bapak itu orangnya itu punya prinsip yang kuat. Jadi beliau itu berjiwa besar dan beliau itu orangnya tegas," kata Wahid dalam podcast di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah ini berharap ke depan anggota kabinetnya bisa menyamai kedisiplinan Prabowo Subianto.
Menurut Wahid, Prabowo selalu menyampaikan bahwa persoalan bangsa ini kompleks.
Penyelesaian masalah bangsa harus melibatkan senior-senior termasuk para presiden sebelumnya.
"Jadi nggak bisa diselesaikan sendiri Bahkan beliau sampaikan, kami akan selalu komunikasi dengan Pak Jokowi dalam membangun negara ini. Kami selalu berkomunikasi dengan Ibu Mega. Kami akan selalu komunikasi dengan Pak SBY," imbuh Wahid yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI sekaligus Ketua Panja Haji 2024.
Lanjutan wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Abdul Wahid:
Pak Wahid, ngomong-ngomong ada nggak indikasi fraud di sini seperti penipuan, penyelewengan ataupun korupsi? Memang Bapak bukan penyidik tapi ini kan bisa dirasakan?
Tugas kami kan membuat anggaran, mengawasi anggaran, membuat undang-undang, pengawasan undang-undang. Jadi kalau memang ada pelanggaran disitu, ya nanti biar tidak dijalankan, biar penegak hukum yang jalan.
Kalau soal masalah itu korupsi dan tidak Wallahualam lah. Jadi aduh, kan susah itu. Perkataan seperti itu kan susah ya. Jadi saya hanya begini saja memang tugas kami kan itu ada tiga tugas.
Pak Wahid, kalau boleh cerita selama berada di Komisi VIII sebagai Wakil Ketua, komunikasi dengan Pak Menteri Agama Yaqut bagaimana?
Jadi gini, ini terus terang aja, jadi Pak Menteri ini beliau itu latar belakang dari partai politik. Beliau juga pernah jadi DPR di Komisi VI, 5 tahun teman saya di Komisi VI itu.. Saya amati dari model komunikasi kurang.
Bertemu dan diskusi dengan pimpinan itu belum pernah. Jadi kalau seorang mitra, itu seharusnya saya ini kan sudah 15 tahun jadi DPR. Jadi aduh, kadang-kadang kita itu perlu ketemu di dalam satu ruangan yang resmi, kadang-kadang kita ketemu di ruangan yang tidak resmi ngopi bareng.
Itu artinya lebih cair, lebih mengena di saat kita diluar di ngopi bareng itu. Itu seharusnya para menteri seperti itu. Karena mitra kan ya win-win solution, bukan win-win loss. Hahaha.
Baca juga: Agus Rahardjo: KPK Harus Kembali Independen, Tidak di Bawah Kendali Jokowi atau Prabowo