Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Melihat Pesantren Darusy Syahadah yang Pernah Terafiliasi dengan JI, Kini Terbuka untuk Perbaikan

Ustaz Qasdi mengakui Ponpes Darusy Syahadah sejak lama berafiliasi dengan kelompok Jamaah Islamiyah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Melihat Pesantren Darusy Syahadah yang Pernah Terafiliasi dengan JI, Kini Terbuka untuk Perbaikan
Tribunnews/Sigit Ariyanto
Pesantren Darusy Syahadah, Simo, Boyolali, Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai pesantren yang terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI). Namun kini sejak Jamaah Islamiyah dibubarkan, pesantren kini terbuka untuk perbaikan. Foto Sabarno alias Amali, 10 tahun DPO dan menyerahkan diri setelah JI bubar. 

Secara pribadi pun Sabarno mengakui dekat dengan almarhum Gempur Budi Angkoro alias Urwah.

Bahkan mereka masih berkerabat dari jalur ayah mereka.

Kondisi Ponpes Kini

Sekarang, setelah 30 tahun didirikan dan sudah meluluskan ribuan alumni, Sabarno melihat ada banyak perubahan di dalam pesantren.

Sepuluh tahun terakhir, Sabarno bahkan mengaku tidak pernah datang ke almamaternya ini, karena berstatus DPO alias buron Densus 88 Antiteror.

Standar operasi Jamaah Islamiyah, dalam posisi seperti itu setiap anggota tidak boleh lagi bergiat atau berinteraksi dengan organisasi sayap dan almamaternya.

Perubahan signifikan Ponpes Darusy Syahadah adalah pada akhirnya bersedia kooperatif dengan aparat keamanan dan pemerintah.

Hampir setahun lalu, tepatnya 27 September 2023, Ustad Mustaqim Safar memfasilitasi kehadiran tim Cegah Densus 88 Antiteror dan Kemenag Boyolali.

BERITA REKOMENDASI

Kegiatan ini juga dihadiri tokoh penting organisasi JI, Ustad Siswanto, yang pernah ditangkap aparat hukum terkait aktivitas organisasi ini.

Mereka menggelar dauroh atau pertemuan akbar ‘Sosialisasi Kebangsaan’. Sekira 250 guru, pengurus pondok, dan santri mengikuti acara ini.

Tiga isu disampaikan oleh tim Densus 88 Antiteror yang diwakili AKBP Goentoro Wisnu, mengenai efek intoleransi, terorisme, dan radikalisme.

Pertemuan terbuka ini menandai babak penting perubahan-perubahan di pesantren afiliasi JI, yang hampir setahun kemudian JI mencapai titik akhir : membubarkan diri.

Ustaz Qasdi Ridwanulloh, Direktur Pontren Darusy Syahadah secara khusus melalui Tribun menyatakan pesantrennya terbuka untuk perbaikan dan siap berdialog dengan siapa saja.

Ustaz Qasdi mengakui Ponpes Darusy Syahadah sejak lama berafiliasi dengan kelompok Jamaah Islamiyah.

Tapi secara prinsip, pesantren ini bertujuan mendidik anak-anak santrinya fokus pada ulumul syarii, perbaikan iman, dan perbaikan ibadah.


Setelah ada keputusan JI bubar 30 Juni 2024, Ustaz Qasdi meyakinkan lembaganya terbuka untuk perbaikan supaya pendidikannya bermanfaat untuk kebaikan santri, umat, bangsa dan negara.

"Apabila ada stigma negatif, kami berharap agar mengutamakan klarifikasi, tabayun. Kita siap dialog," tegas Ustaz Qasdi yang alumni LIPIA Jakarta ini.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas