Cegah Serangan Hama Tikus, Kementan Dorong Penyuluh Siapkan Rumah Burung Hantu
Mentan Andi Amran Sulaiman menyatakan pemerintah telah berkomitmen untuk berpihak kepada petani, termasuk mendampingi petani saat mengalami masalah.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
Selanjutnya Fakih menjelaskan ukuran tikus yang sangat besar untuk hama tanaman pangan, menyebabkan daya rusak yang berat dalam waktu singkat, mobilitas dan daya jelajahnyapun tinggi, mampu berenang dan memanjat.
"Pemanfaatan burung hantu sebagai pembasmi tikus dengan melihat karakteristiknya yang sebagian besar burung hantu adalah nocturnal yaitu hewan yang beraktivitas di malam hari, pemakan mamalia kecil, serangga, ikan dan burung dari jenis lain," jelas Fakih.
Diketahui terdapat lebih dari 225 spesies burung hantu di seluruh dunia yang tersebar di berbagai negara. Sementara di Indonesia terdapat 4 spesies burung hantu dominan yang mudah ditemukan di alam.
“Burung hantu merupakan predator efektif hama tikus,” kata Fakih.
Pemasangan rumah burung hantu atau rubuha adalah salah satu upaya konservasi burung hantu, dimana 1 rubuha dapat mengamankan 5 ha sawah dari serangan tikus. Pengendalian dengan burung hantu merupakan salah satu cara mengatur populasi hama tikus tetap dibawah ambang pengendalian.
Baca juga: Petani di Polahharjo Klaten Tangani Hama Tikus Sawah dengan Bantuan Burung Hantu Serak Jawa
Terakhir, Fakih mengatakan efektivitas penggunaan burung hantu atau rubuha semakin optimal jika disinergikan dengan pengendalian lainnya seperti gropyokan, sanitasi lahan, pengemposan dan lain-lainnya.