PROFIL Ketua PPATK Ivan Yustiavandana: Tak Takut Hadapi Sosok Inisial T yang Kendalikan Judi Online
Ivan Yustiavandana menjadi sorotan setelah angkat bicara menanggapi sosok berinisial T yang disebut-sebut sebagai pengendali judi online di Indonesia.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Sejumlah jabatan pernah Ivan emban, mulai dari Ketua Kelompok Riset dan Analis Non Bank, dilanjutkan sebagai Direktur Pemeriksaan, Riset, dan Pengembangan.
Ivan merupakan Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada dengan predikat cumlaude. Ia meraih gelar Master of Laws (LL.M) dari Washington College of Law, Washington DC, Amerika Serikat.
Selama di PPATK, Ivan mengomandani pelaksanaan fungsi PPATK dalam memproduksi Hasil Pemeriksaan dan Riset Strategis di bidang anti-pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APUPPT).
Ia menjadi koordinator yang memimpin dan mengarahkan penyusunan National Risk Assessment on Money Laundering (NRA-ML) dan National Risk Assessment on Terrorist Financing (NRA-TF), Financial Integrity Rating (FIR), Indeks Efektivitas Pencegahan dan Pemberantasan TPPU dan TPPT, hingga Indeks Persepsi Publik terkait Pencegahan dan Pemberantasan TPPU dan TPPT.
Di lingkup regional dan internasional, Ivan aktif dalam Financial Intelligence Consultative Group (FICG), Anti-Money Laundering/Counter-Terrorist Financing Work Stream di kawasan ASEAN, Australia, dan Selandia Baru.
Jawa Barat banyak Terjerat
Ivan Yustiavandana, mengungkapkan Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah anak terbanyak yang bermain judi online.
Ivan mengungkapkan jumlah anak yang bermain judi online mencapai 41 ribu anak.
"Data anak bertransaksi judol berdasarkan provinsi itu Jawa Barat memang paling tinggi. Ada 41 ribu anak. Angka transaksinya Rp49,8 miliar. Jumlah transaksinya sampai 459 ribu per kali transaksi," ujarnya.
Sementara dari cakupan kota dan kabupaten, yang paling banyak anak-anak terjerat judi online, adalah Kota Administratif Jakarta Barat.
" Ada 4.300 anak terpapar dengan angka transaksinya Rp9 miliar sekian. Jumlah transaksinya 68 ribu," tutur Ivan.
Sementara dari lingkup kecamatan, jumlah anak yang paling banyak terpapar judi online berada di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat dengan jumlah sekitar seribu anak.
Namun dari sisi jumlah nikai transaksi, paling banyak di Karawaci.
" Jadi anak-anak yang terdata di daerah Karawaci ya, paling banyak melakukan deposit transaksi. Itu hampir Rp5 miliar. Di sana jumlah depositnya kalau yang di Cengkareng itu ada transaksinya 14 ribu sekian, kalau di Karawaci 7 ribu sekian," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.