Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKB Buka-bukaan, Sayangkan PBNU Tak Punya Etika Keulamaan dan Gila Hormat

PKB menilai pengurus PBNU saat ini tidak menunjukkan etika ulama meski didasari oleh keulamaan.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in PKB Buka-bukaan, Sayangkan PBNU Tak Punya Etika Keulamaan dan Gila Hormat
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampaow
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid di kantor DPP PKB, Jakarta, Sabtu (6/4/2024) 

TRIBUNNEWS.COM - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) buka-bukaan soal polemiknya dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, pengurus PBNU saat ini tidak menunjukkan etika ulama meski didasari oleh keulamaan.

Pernyataan itu disampaikan Jazilul lantaran PBNU diduga berupaya mengambil alih PKB.

"Disayangkan, organisasi yang di situ membawa didasari keulamaan, ternyata tidak menunjukkan etika keulamaan."

"Mau nyerobot, mau ambil alih (PKB), mau ngambil sesuatu yang bukan haknya, itu pantang bagi ulama. Itu adalah tindakan yang bathil, tindakan yang tidak hak. Kita tidak menduga-duga," ujar Jazilul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/7/2024) dikutip dari Kompas.com.

Jazilul mengatakan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) selaku sosok yang pertama kali menggulirkan rencana perebutan PKB tidak paham konstitusi.

"Kisruh yang disampaikan oleh Gus Ipul itu menunjukkan tidak paham konstitusi, tidak paham tata kelola organisasi, bahkan enggak paham tata krama," ujar Jazilul.

Berita Rekomendasi

Sehingga, Jazilul meminta PBNU memecat pengurusnya yang telah membuat kisruh antara PKB dan PBNU ini.

Jazilul mengingatkan PBNU sudah melahirkan PKB sebagai alat perjuangan politik.

PKB pun selama ini menjalankan kedaulatan UU Partai Politik, sedangkan PBNU menjalankan UU Ormas.

Itu artinya, PKB dan PBNU berada dalam "kolam" yang berbeda.

Baca juga: Eks Sekjen PKB Lukman Edy Sambangi Kantor PBNU Sendirian, Bawa Setumpuk Berkas

Pihaknya pun menekankan, PKB bukanlah badan otonom PBNU.

Untuk itu, menurut Jazilul, lebih baik PBNU fokus mengurus umat, masjid, dan madrasah.

PBNU Disebut Gila Hormat

Belakangan, kisruh PBNU dan PKB mencuat seiring dibentuknya Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji oleh DPR RI.

PBNU menduga pembentukan pansus itu ditengarai usulan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang ingin mengusik penyelenggaraan Haji yang dirancang Kementerian Agama, di mana menterinya merupakan adik Gus Yahya.

PBNU pun merasa dilecehkan atau tidak dihormati atas hal itu.

Terkait tudingan Gus Ipul yang menyebut PKB melecehkan atau tidak menghormati PBNU, Jazilul pun meresponnya.

Jazilul pun merasa heran dengan sikap PBNU yang tiba-tiba terkesan gila hormat.

"PBNU kok tiba-tiba gila hormat. Enggak ada hubungannya, kita ini memperjuangkan aspirasi, ajaran, tuntunan al-sunnah wal-jama'ah di bidang politik. Itulah cara menghormati. Maksudnya gimana menghormati? Menghormatinya begitu. Menjalankan apa yang menjadi ide ideologi perjuangan al-sunnah wal-jama'ah seperti juga NU," jelas Jazilul.

Jazilul mengatakan, pihaknya merasa tidak memiliki masalah apa pun dengan PBNU.

Dia menuding PBNU era Gus Yahya dan Gus Ipul yang justru mencari-cari masalah dengan PKB.

"Kita enggak pernah ada masalah. PKB itu tidak pernah merasa punya masalah dengan Gus Ipul, dengan Gus Yahya. Enggak pernah punya masalah."

"Lihat saja di bawah itu, struktur MWC, struktur PAC PKB, MWC NU, enggak pernah ada masalah. Apa yang mau didudukkan? Enggak pernah ada masalah," terang Jazilul.

Baca juga: Pansus PBNU Mulai Bekerja Hari Ini, Eks Sekjen PKB Lukman Edy Diminta Hadir Nanti Siang

Duduk Perkara

Diketahui hubungan antar elite PBNU dan PKB memanas saat PBNU berencana membentuk Tim Lima untuk kembali merebut PKB.

Selain merasa sebagai pemilik sah PKB, PBNU jugamenilai, PKB di era kepemimpinan Cak Imin sudah melenceng dari sejarah pendirian partai.

Sebelumnya, PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin dan PBNU di era KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sudah beberapa kali bersinggungan.

Di antaranya, saat PKB menggunakan Mars 1 Abad NU.

Kala itu, PBNU kecewa lantaran penggunaan mars tersebut hanya untuk kepentingan politik PKB menjelang Pemilu 2024.

Menjelang Pemilu 2024 lalu, Gus Yahya juga sempat menyebut bahwa PKB bukan partai yang mempresentasikan NU.

Persoalan keduanya lalu merembet ke persoalan Pansus Angket Haji 2024 di DPR RI.

Gus Yahya merasa tidak ada masalah dalam penyelenggaraan ibadah haji 2024.

Gus Yahya menduga Pansus Angket Haji dibentuk lantaran masalah pribadi antara Cak Imin dengan dirinya.

Ia juga menduga Pansus Angket Haji ini mengincar adik kandungnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

"Jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya. Misalnya gitu. Itu kan masalah. Jangan-jangan karena dia sebetulnya yang diincar PBNU, Ketua Umum-nya, kebetulan saya, menterinya adik saya. Lalu diincar karena masalah-masalah alasan pribadi begini," ucap Gus Yahya, dikutip dari Kompas.com, Minggu (28/7/2024) lalu.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (kiri) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (kanan). Hubungan PKB-PBNU kian memanas.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (kiri) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (kanan). Hubungan PKB-PBNU kian memanas. (Kolase Tribunnews.com)

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Jayanti TriUtami)(Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas