Profil Ketua MUI Anwar Iskandar, Minta Maaf pada Jokowi karena Kadang Suuzan dan Bikin Repot
Inilah profil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Iskandar yang sampaikan minta maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Iskandar yang menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Permintaan maaf itu disampaikan Anwar saat menanggapi permintaan Presiden kepada masyarakat jika ada kesalahan selama menjabat.
Mendengar hal itu, Anwar juga menyampaikan minta maaf balik kepada Presiden Jokowi karena mungkin juga membuat repot dan kadang suuzan.
"Kalau Pak Jokowi tadi menyampaikan bersama Kiai Ma'ruf minta maaf, kalau boleh saya boleh mewakili panjenengan semua, kita maafkan Pak."
"Bahkan mungkin kita lebih dari minta maaf karena telah bikin repot, segala macam, kadang suuzan saja. Kenal ya nggak, ketemu ya nggak, maido (meremehkan) terus," ujarnya dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis 91/8/2024) malam.
Anwar juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan Presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin atas jasanya selama ini.
"Kita terima kasih dan kita mohon maaf serta kita mendoakan, mudah-mudahan apa yang dilakukan Bapak Presiden dan Wakil Bapak Presiden sejauh ini menjadi amal salih yang diterima Allah," ungkap Anwar.
Lantas, seperti apakah profil Anwar Iskandar tersebut?
Profil Anwar Iskandar
Dilansir muijatim.or.id, Anwar yang merupakan sosok kiai senior itu lahir pada 24 April 1950 di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.
Ia adalah putra KH Iskandar yang merupakan Pendiri dan Pengasuh Pesantren Mambaul Ulum di Banyuwangi.
Anwar menikah pada 1975 dengan putri dari pimpinan Pondok Pesantren Assa'idiyah Jamsaren, Pesantren, Kediri bernama Qoni’atus Zahro.
Baca juga: Bicara di Hadapan Jokowi, Ketua MUI Sebut Program Beri Makan Rakyat Merupakan Program Tuhan
Lalu, pada 1990, ia menikah lagi untuk kedua kalinya dengan Yayan Handayani dari Bogor.
Selain menjabat Ketua Umum MUI, Anwar saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027.
Anwar diketahui akan meneruskan masa sisa jabatan KH Miftachul Akhyar sampai Musyawarah Nasional (Munas) MUI pada tahun 2025.
Meski sejak kecil sudah belajar di pesantren, Anwar juga mengenyam pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Pesantren Mambaul Ulum.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah (MA), lalu nyantri di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Setelah dari pesantren tersebut, Anwar melanjutkan pendidikan formalnya di Perguruan Tinggi Tribakti Kediri dan menyandang gelar sarjana muda.
Pada 1970, Kiai Anwar meneruskan pendidikannya pada program sarjana di Institut Agama Islama Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dengan mengambil jurusan Sastra Arab.
Setelah menyelesaikan pendidiannya di Jakarta, ia tidak langsung pulang ke kampung halamannya di Banyuwangi untuk berdakwah, sebab telah banyak pemuka agama di sana.
Hingga pada akhirnya, Anwar memutuskan untuk berdakwah di Kota Kediri.
Riwayat Jabatan
Berikut riwayat jabatan Anwar di bidang pendidikan, bidang organisasi dan dakwah hingga bidang politik, dikutip dari Wikipedia.
- Ketua Yayasan Assa'idiyah, Jamsaren, Pesantren, Kediri sejak tahun 1982.
- Pendiri Pondok Pesantren Al-Amien, Rejomulyo, Kota, Kediri pada tahun 1995.
- Ketua yayasan Universitas Islam Kadiri (UNISKA), Manisrenggo, Kota, Kediri sejak tahun 1985.
- Anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Banyuwangi pada tahun 1965.
- Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ketika berkuliah di Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri.
- Anggota pengurus besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ketika berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
- Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) cabang Kota Kediri dua periode pada tahun 1975.
Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri pada tahun 1982. - Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur pada tahun 1997.
- Wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada tahun 2022.
- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2023.
- Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) utusan Provinsi Jawa Timur pada tahun 1998.
- Ketua DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) pada tahun 2008.
(Tribunnews.com/Rifqah)