Konflik Terbuka PBNU-PKB, Gus Yahya dan Cak Imin Saling Sindir, Terbaru soal Analogi 'Mobil Rusak'
Konflik terbuka PBNU dan PKB, Gus Yahya dan Cak Imin tak hentinya saling balas sindiran.
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Konflik antara PBNU dan PKB semakin memanas.
Permasalahan ini melibatkan sejumlah elite PBNU yang dikomandoi KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Perang terbuka PKB dan PBNU ini bermula dari rencana mengembalikan PKB ke pangkuan PBNU.
Menyusul ketegangan PKB dan PBNU, Gus Yahya telah mengutus dua petinggi untuk mendalami permasalahan dua organisasi ini.
Mereka adalah Wakil Rais Aam Kiai Anwar Iskandar dan Wakil Ketua Umum PBNU, Amin Said Husni.
Namun, langkah PBNU itu menuai kritik dari Cak Imin.
Ia menilai, pembentukan PKB tidak hanya untuk organisasi NU, melainkan untuk kepentingan dan kejayaan bangsa.
Saling Balas Sindiran antara Gus Yahya dan Cak Imin
Semenjak Ketum PBNU diduduki Gus Yahya, berbagai perdebatan dengan PKB tak jarang terjadi.
Perdebatan dimulai dari masalah Mars 1 Abad NU hingga pernyataan tentang PKB bukan representasi NU.
Konflik semakin memanas saat Gus Yahya menuding pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Haji 2024 DPR RI dibuat karena persoalan pribadinya dengan Cak Imin.
Baca juga: Cak Imin Respons Pernyataan Gus Yahya yang Ibaratkan PBNU-PKB seperti Pabrik Mobil
Ia menganggap, Cak Imin sengaja mengincar dirinya melalui adiknya, Yaqut Cholil Qoumas yang menjabat sebagai Menteri Agama (Menag).
Tak terima dengan tudingan itu, Cak Imin menegaskan tak ada hubungan antara pansus haji dengan PBNU dan PKB.
Cak Imin berujar, pansus haji dibentuk karena Komisi VII DPR RI merasa tidak mendapatkan keterangan yang mumpuni dari Kemenag, terutama soal pembagian kuota gaji tambahan yang dibagi ke program haji khusus.
Terbaru, Gus Yahya mengibaratkan PBNU dan PKB layaknya pabrik dan mobil.
Menurut Gus Yahya, jika ada kerusakan dari mobil yang dibuat, maka pabrik harus menarik kembali barang tersebut.
Hal itu disampaikan Gus Yahya seusai menghadiri pelantikan Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (3/8/2024).
“Kemarin 'kan ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. (Maka) Ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya,” kata Gus Yahya.
Ucapan Gus Yahya itu langsung ditanggapi oleh Cak Imin.
Cak Imin meminta agar PKB tidak ikut merusak PKB.
Hal itu disampaikan Cak Imin melalui akun X (dulu Twitter) pribadinya @cakiminNOW, Minggu (4/8/2024).
Tribunnews.com telah diizinkan oleh Tim Media DPP PKB, untuk mengutip pernyataan Cak Imin tersebut.
"Yang rusak itu Yahya sama Saipul (Ketua Umum dan Sekjen PBNU), kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak," kata Cak Imin.
Menurut Cak Imin, Gus Yahya dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul telah melanggar pernyatannya sendiri yang tidak ingin melibatkan PBNU dalam urusan politik.
"Melanggar khittoh yang ditegaskan mereka sendiri. Mempolitisir NU enggak laku kok lanjut mempolitisir PKB," ucapnya.
Baca juga: Gus Yahya Ibaratkan Hubungan PBNU-PKB Seperti Pabrik Mobil: Jika Ditemukan Masalah Ya Harus Ditarik
Waketum PKB Ikut Sentil Gus Yahya dan Gus Ipul
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid turut menyindir Gus Yahya dan Gus Ipul.
Jazilul menganggap Gus Yahya dan Gus Ipul terus berupaya mengganggu PKB.
"Sebenarnya PKB ini sudah menghormati apa yang menjadi hak PBNU untuk menjaga jarak dari seluruh partai politik. Tapi faktanya. Misalnya Gus Yahya dan Gus Ipul, PBNU itu selalu menggembosi. Mengganggu apa yang dilakukan PKB," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/7/2024) lalu.
Menurutnya, selama ini tidak ada permasalahan antara PKB dan PBNU.
Hanya saja, kata Jazilul, kedua petinggi PBNU itu terus berupaya menggembosi PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin.
"PKB itu tidak pernah merasa punya masalah dengan Gus Ipul, dengan Gus Yahya. Nggak pernah punya masalah," katanya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Hasanuddin Aco/Chaerul Umam/Igman Ibrahim)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.