Terduga Teroris yang Bakal Teror Tempat Ibadah Belajar Buat Bom selama 6 Bulan dari Grup Medsos ISIS
Densus 88 Antiteror menyebut pelajar yang menjadi teroris di Batu belajar membuat bom hanya dalam waktu enam bulan dari grup medsos ISIS.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Terduga teroris berinisial HOK (19) yang ditangkap di Batu, Malang, Jawa Timur karena berencana melakukan teror berupa bom bunuh diri, ternyata belajar membuat bom hanya dalam waktu enam bulan.
Adapun HOK belajar pembuatan bom itu setelah bergabung dengan grup media sosial Daulah Islamiyah atau yang dikenal dengan ISIS pada November 2023 lalu.
Hal ini disampaikan oleh Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar.
Awalnya, Azwin menjelaskan soal kronologi HOK bisa terpengaruh untuk melakukan teror berupa bom bunuh diri ke dua tempat ibadah di Batu.
Dia mengungkapkan pihaknya sempat melakukan profiling terlebih dahulu dan ternyata, HOK tidak pernah mengenyam pendidikan formal setelah lulus dari bangku SD.
"HOK ini memang sejak beberapa tahun terakhir, tidak melakukan pendidikan formal. Pernah sekolah di SD-IT."
"Setelah itu memang lebih banyak mengikuti pendidikan informal hingga SMA," kata Azwin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Selanjutnya, Azwin menuturkan bahwa HOK mulai mengetahui adanya jaringan Daulah Islamiyah atau ISIS setelah bergabung dalam sebuah grup di media sosial (medsos) pada November 2023 lalu.
Kemudian, HOK ditawari oleh seseorang di grup tersebut untuk bergabung di grup medsos lainnya, namun harus membayar sejumlah uang terlebih dahulu.
Baca juga: Pelajar yang akan Lakukan Bom Bunuh Diri di Tempat Ibadah Batu Ditangkap saat Buang Bahan Peledak
Lantas, kata Azwin, HOK pun tetap tergiur dan membayar sejumlah uang untuk bergabung ke grup tersebut dari uang jajan miliknya.
"Yang bersangkutan membayar dengan uang jajannya seperti aplikasi sosial media, kalau mau jadi membernya berbayar kemudian masuk dalam member tersebut," kata Azwin.
Dalam grup tersebut, Azwin mengatakan HOK dijejali konten-konten berbau propaganda Daulah Islamiyah.
"Seperti video-video eksekusi, video-video peperangan ISIS, kemudian video tentang baiat, kemudian tentang video penjelasan tindakan-tindakan yang dilakukan ISIS sudah sesuai dengan syariat Islam."
"Konten-konten tersebut melalui sebuah grup sosial media," katanya.
HOK Mulai Buat Bom Sendiri Mei 2024, Sempat Ledakan di Dalam Rumahnya
Setelah bergabung di grup tersebut, Azwin menuturkan HOK mulai membuat bom sendiri pada Mei 2024 dengan diawali membeli bahan-bahan peledak terlebih dahulu.
Adapun niat HOK membuat bom setelah terpapar konten propaganda ISIS, termasuk video terkait cara pembuatan bom tersebut.
"Dalam kurun waktu tersebut, pada bulan Mei, tersangka mulai membuat pembelian bahan-bahan untuk menyiapkan pembuatan bahan peledak sesuai dengan tutorial yang dirinya lakukan," kata Azwin.
Setelah itu, HOK ternyata juga pernah meledakan bom yang dibuatnya di dalam rumahnya hingga diketahui oleh orang tua tersangka.
Baca juga: Terduga Teroris di Batu Beli Bahan Peledak Pakai Uang Tabungan, Bom Dibuat di Rumah
Ketika ditanya orang tuanya, HOK mengaku ledakan tersebut berasal dari petasan.
"Bahkan yang bersangkutan pernah mencoba (meledakan bom buatannya) di dalam rumahnya sehingga memicu pembakaran dan ledakan."
"Ini ditanya oleh keluarganya 'Apa itu?'. Dia bilang bahwa dia sedang bermain petasan di dalam kamar," jelas Azwin.
Azwin juga menuturkan, setelah ahli dalam membuat bom, HOK turut mencoba membuat beberapa varian bom seperti bom rompi, bom ikat pinggang, bom ransel, bom panci.
Namun, sambungnya, HOK masih belum berhasil untuk membuatnya.
Lebih lanjut, Azwin mengungkapkan pihaknya masih mendalami terkait cara perekrutan untuk masuk dalam jaringan ISIS lewat grup medsos tersebut hingga alasan HOK ingin meneror tempat ibadah di Batu.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)