Mahfud MD Ungkap Dokumen Perjanjian yang Ditandatangani Prabowo saat Pilpres 2014
Mahfud menceritakan, pernah berbicara empat mata dengan Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta sebelum diumumkan menjadi Ketua Tim Pemenangan
Penulis: Gita Irawan
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menko Polhukam sekaligus mantan calon wakil presiden 2024 Mahfud MD mengaku masih menyimpan sebuah dokumen perjanjian yang ditandatangani Presiden terpilih RI 2024-2029, Prabowo Subianto pada 2014.
Mahfud yang saat itu merupakan Ketua Tim Pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Muhammad Hatta Rajasa itu masih ingat isi dokumen tersebut.
Dokumen tersebut, kata dia, menunjukkan komitmen Prabowo terhadap penegakan hukum.
Mahfud menceritakan, pernah berbicara empat mata dengan Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta sebelum diumumkan menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.
Dalam pertemuan tersebut, Mahfud menyatakan setuju untuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta karena kepincut strategi yang diusung Prabowo untuk menata Indonesia.
Strategi yang diusung Prabowo saat itu, kata dia, cenderung bergaya strukturalisme di mana penekanannya pada penertiban pejabat-pejabat yang bermasalah dalam melakukan tugasnya.
Baca juga: Luhut Sebut Jokowi akan Dikenang sebagai Peletak Landasan Indonesia Jadi Negara Industrialisasi
Mahfud juga mengaku saat itu meminta kepada Prabowo bila menang Pilpres pada 2014 untuk bisa berkiprah di bidang penegakan hukum.
Saat itu, ia membayangkan akan diberi tugas untuk menata Kejaksaan Agung.
Hal itu diungkapkannya dalam podcast Terus Terang Mahfud MD di kanal YouTube Mahfud MD Official pada Selasa (6/8/2024).
"Oh setuju Pak Mahfud. Tulis, tanda tangan Pak Prabowo. Bahkan dia, di konsep yang dia buat itu, saya akan dijadikan menteri utama, tertulis kalau saya bersepakat Pak Mahfud menjadi ketua ini, saya capres. Kalau nanti saya menang Pak Mahfud itu menjadi menteri utama," kata Mahfud mengingat pernyataan Prabowo saat itu.
"Saya bilang, Pak tidak ada menteri utama. Apa Pak Mahfud? Menko. Nah, dicoret tangan dia tulis, menteri koordinator di bidang nanti menangani masalah-masalah hukum dan pada waktu itu saya orang NU dan ikutlah membicarakan menteri agama yang dari NU. Oh setuju Pak Mahfud, tapi ini ya nanti tambah catatan," sambung dia.
Setelah itu, kata Mahfud, Prabowo kemudian menambahkan catatan lagi yang ditanda tangani.
Catatan tersebut, kata Mahfud, berbunyi soal sosok yang akan menjabat menteri agama akan dikonsultasikan dengan Ketua Umum PBNU yang menjabat saat itu yakni KH Said Aqil Siradj.