Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Duga Ada Campur Tangan Istana di Balik Pengunduran Diri Airlangga Dari Ketua Umum Golkar

Dedi Kurnia Syah menilai ada kekuatan besar di balik pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pengamat Duga Ada Campur Tangan Istana di Balik Pengunduran Diri Airlangga Dari Ketua Umum Golkar
Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai ada kekuatan besar di balik pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar.

Dedi menilai keputusan Airlangga mundur dari Ketua Umum Golkar cukup mengejutkan.

Pasalnya, Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga memiliki prestasi yang gemilang.

"Mundurnya Airlangga Hartarto di tengah prestasi membawa Golkar di Pemilu 2019 dan 2024 memang cukup mengejutkan," kata Dedi kepada Tribunnews.com, Minggu (11/8/2024).

Menurut Dedi, Airlangga berhasil melewati momentum di mana pernah dalam posisi "digoyang" sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

"Sehingga rasanya bukan persoalan soliditas, tetapi mungkin ada tekanan yang memiliki kekuatan, dibandingkan rival-rival politiknya di Golkar tentu kekuatan ini mengarah ke Istana," ujarnya.

Baca juga: Elite Golkar Sebut Kahar Muzakir Bakal Jadi Plt Ketua Umum Pengganti Airlangga Hartarto

Lebih lanjut, momentum pengunduran diri Airlanngga bertepatan dengan penyelenggaraan Pilkada 2024.

BERITA TERKAIT

Dia menilai, kekuatan itu turut membatasi ruang gerak Airlangga untuk mengusung kader terbaik di Pilkada Serentak 2024.

Misalnya, keinginan Airlangga yang hendak mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat, namun akhirnya malah maju di DKI Jakarta.

Baca juga: Airlangga Mundur, Peta Politik Berubah, Calon Golkar di Pilkada Juga Bisa Berubah

"Keputusan Airlangga Hartarto yang sebelumnya menginginkan Ridwan Kamil tetap di Jawa Barat tetapi Gerindra lebih dulu mewacanakan Ridwan Kamil di Jakarta dan tiba-tiba Ridwan Kamil disetujui maju di Jakarta," ucapnya.

"Menurut saya banyak persoalan yang membuat Airlangga tidak bebas lagi menentukan keputusan," ucapnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menegaskan tak ada sesuatu yang janggal terkait mundurnya Ailangga Hartarto dar kursi Ketua Umum Partai.

Ia mengatakan pengunduran diri Airlangga bertujuan agar soliditas Golkar tetap terjaga menjelang Pilkada Serentak 2024.

"Justru untuk menjaga itu semua supaya agenda agenda partai Golkar, agenda nasional termasuk Pilkada supaya lebih smooth, lebih terjaga, maka Ketua Umum kami dengan ikhlas dengan suka rela menyatakan mundur dari partai Golkar," kata Doli di Jakarta, Minggu (11/8/2024).

Dijelaskan Doli, ada sejumlah pertimbangan Airlangga mundur dari Ketua Umum Golkar.

Pertama, Airlangga ingin menjaga soliditas partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Tadi sudah saya sampaikan, dasar pertimbangan Pak Airlangga mundur jadi Ketua Umum partai itu adalah pertama untuk menjaga soliditas partai Golkar. Keutuhan partai Golkar di dalam menghadapi agenda ke depan termasuk menghadapi agenda menjalankan masa transisi pemerintahan yang sampai pemerintahan yang baru," ungkapnya.

Kata Doli, Airlangga akan berkonsentrasi menjabat Menko Perekonomian RI.

Mengingat banyak program yang harus dituntaskan dalam masa transisi pemerintahan Jokowi-Maruf ke Prabowo-Gibran.

"Jadi, transisi di masa kepemerintahan Pak Jokowi ini kan harus juga dituntaskan dan berkesinambungan dengan program pemerintahan yang akan datang di bawah Pak Prabowo dan Pak Gibran. Jadi ketua umum kami akan konsentrasi menangani masalah ini," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas