Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

16 Titik Megathrust 'Kepung' Indonesia, Mentawai hingga NTT, BMKG Sebut Gempa Tinggal Menunggu Waktu

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membuat pernyataan mengejutkan dengan menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in 16 Titik Megathrust 'Kepung' Indonesia, Mentawai hingga NTT, BMKG Sebut Gempa Tinggal Menunggu Waktu
Tribunnews.com
Ilustrasi gempa. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membuat pernyataan mengejutkan dengan menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. 

Menurut Widjo, memang benar bahwa tsunami yang bersumber dari gempa megathrust di Indonesia akan berdampak katastropik. Artinya, tinggi tsunami bisa lebih dari 10 meter.

Meski begitu, Widjo menegaskan belum ada kajian terperinci dan detail mengenai hal ini.

Kesamaan dengan Jepang

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG), Daryono mengatakan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sama persis dirasakan oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

"Rilis gempa di dua segmen ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryono dalam pernyataannya, Senin(12/8/2024).

Kendati demikian lanjut Daryono, apabila kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap gempa Megathrust benar-benar terjadi di Nankai efeknya tidak bakal sampai ke Indonesia.

"Jika gempa dahsyat Nankai terjadi apakah ada efeknya terhadap lempeng tektonik di Indonesia? Jawabnya, dipastikan tidak berdampak terhadap sistem lempeng tektonik Indonesia karena jarak yang jauh, dan dinamika tektonik hanya berskala lokal hingga regional di Tunjaman Nankai," katanya.

BERITA TERKAIT

Yang pasti lanjut Daryono apabila kekhawatiran akan terjadinya gempa besar yang disampaikan para ahli Jepang tersebut menjadi kenyataan, tentu saja akan terjadi gempa dahsyat yang tidak saja berdampak merusak tetapi juga akan memicu tsunami.

Sebab menurut Daryono, di zona Megathrust Nankai terdapat palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizouka di sebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu.

"Gempa M7,1 kemarin dikhawatirkan menjadi pemicu atau pembuka gempa dahsyat berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai," ujarnya.

Palung Nankai kata Daryono memiliki beberapa segmen megathrust, namun jika seluruh tepian patahan tersebut tergelincir sekaligus, para ilmuwan Jepang yakin palung tersebut mampu menghasilkan gempa berkekuatan hingga M9,1.

"Sejarah menunjukkan Megathrust Nankai telah membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat. 1. Gempa Hakuho – 684 2. Gempa Ninna 887 3. Gempa Kōwa 1099 4. Gempa Shōhei M8,4 1361 5. Gempa Keichō M7,9 - Tsunami 1605 6. Gempa Hoei M8,7 1707 7. Gempa Ansei M8,4 1854 8. Gempa Nankaido M8,4 1946," ujar Daryono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas